Kuliah Lapangan Pendidikan Sejarah '09 UNS di Gua Pindul, Sungai Oyo dan Gua Ngringrong

Senin, 24 Desember 2012 kami Mahasiswa Program studi Pendidikan Sejarah angkatan 2009 mengadakan kuliah lapangan ke Goa Pindul, Sungai Oyo dan Goa Ngringrong. Kuliah lapangan kali ini dari mata kuliah Pengantar Ilmu Geografi yang di ampu oleh Muhammad Gamal R. yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Geografi. Dilaksanakan untuk memenuhi Uji Kompetensi yang harus di capai dalam Semester VII ini. Perjalanan ditempuh menggunakan Bus Pariwisata yang telah di siapkan oleh panitia.
Pukul 05.45 WIB satu persatu mahasiswa berkumpul di gerbang belakang UNS dengan barang bawaannya masing-masing. Kami dijadwalkan akan berangkat pukul 06.00 WIB. Tak berapa lama bis yang akan mengantar kami tiba, kami bergegas naik dan mencari tempat duduk yang nyaman. Jam sudah menunjukkan waktu keberangkatan kami tapi beberapa mahasiswa serta dosen belum datang, akhirnya diambil kesepakatan untuk menunggu 30 menit. Selang beberapa menit dosen pengampu kami datang.
Sambil menunggu teman yang belum datang, Pak Gamal mengisi materi dengan diiringi senda gurau di dalam bus. Pak Gamal menerangkan tentang ciri utama ilmu Geografi. Dalam pembelajaran Geografi ada 2 kajian, yaitu kajian fisik maupun kajian sosial. Sama dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, ilmu geografi juga mempunyai ciri utama. Ciri utama sejarah adalah waktu, sedangkan ciri utama geografi adalah peta. Lokasi utama kegiatan lapangan ini adalah daerah karst, yakni daerah kapur dengan jarak tempuh yang diperkirakan 86.4 km terhitung dari Kentingan, Solo. Melewati Sukoharjo – Tawang – Karangmojo - Goa Pindul.
Pukul 06.30 WIB beberapa mahasiswa masih ada yang belum datang, dan diambil keputusan akhir bahwa kami akan berangkat jam 07.00 WIB. Sembari menunggu, Pak Gamal mulai memberi materi perkuliahan didalam bis menggunakan microfon yang tersedia di bis dan menggunakan ipad miliknya. Materi pertama yang kami dapatkan adalah mengenai Struktur kota.
Pukul 07.00 WIB kami berangkat menuju daerah Gunung Kidul tepatnya di Goa Pindul, Sungai Oyo dan Goa Ngringo dimana kami akan melakukan observasi. Selama perjalanan Pak Gamal juga masih memberikan materi.
Adapun jadwal kegiatan kuliah lapangan kami kali ini adalah :
§  Pukul 06.00     Kumpul di belakang kampus
§  Pukul 07.00     Berangkat
§  Pukul 07.05     Penjelasan  tentang kota di dalam Bus
§  Pukul 09.30     Sampai di Gua Pindul
§  Pukul 09.50     Penjelasan proses terbentuknya daerah Karst
§  Pukul 13.30     Menuju ke Gua Ngringrong
§  Pukul 15.30     Perjalanan pulang ke Solo
§  Pukul 18.30     Sampai
Ringkasan materi selama perjalanan kuliah lapangan kali ini akan dipaparkan dalam blog ini :D
A.    Gua Pindul
Jogjakarta memiliki banyak sekali obyek wisata gua yang menarik untuk dikunjungi. Lokasi wisata gua atau cave tubing di Jogja dapat dengan mudah di jangkau dengan kendaraan tidak terkecuali dengan sepeda. Salah sau contoh wisata gua di Jogja yang menarik adalah Gua Pindul di Gunungkidul Jogjakarta.
Gua Pindul adalah satu gua dari serangkaian 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah. Gua Pindul terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul dan dapat ditempuh selama 1,5jam dari Yogyakarta dan 12 Kilometer Utara kota Wonosari. Gua Pindul mempunyai kedalaman 3 - 7 meter, panjang 300 m dan bisa ditelusuri sekitar 45 - 60 menit dengan menggunakan ban karet. Untuk menelusuri Gua Pindul sudah disiapkan peralatannya seperti ban dalam, helm bersenter, jaket pelampung serta perahu karet. 
Gua Pindul memiliki keindahan yang unik diantaranya kilauan stalakmit dan stalagmit yang berwarna putih kristal di berbagai sudut di gua. Ditengah Gua, ada sebuah ruangan yang agak besar, dengan lubang diatasnya, sinar matahari yang masuk melalui lubang ini membuat suasana semakin indah. Pengunjung bisa membawa peralatan sendiri tanpa membayar biaya apapun. Namun bagi pengunjung yang tidak membawa peralatan untuk melakukan petualangan cave tubing bisa menghubungi pengelola setempat. Tarifnya sangat murah berkisar antara Rp. 25.000 - Rp. 30.000 karena selain mendapatkan fasilitas peralatan dan pemandu, juga mendapatkan makan dan minum ala desa setempat.
Gua Pindul merupakan kawasan wisata yang menyajikan petualangan dengan memadukan aktivitas body rafting dan caving yang dikenal dengan istilah cave tubing. Di dalam gua, terdapat sungai yang cukup dalam, tapi tidak terlalu deras. Kita cukup duduk di atas ban dan pasrah untuk terbawa arus sungai yang tidak terlalu deras. Selama berada di dalam gua, banyak pemandangan yang sangat luar biasa, mulai dari skalaktit dan stalakmit, sampai dengan sarang burung walet.
Bagian luar Gua Pindul
Daerah kapur awalnya merupakan laut yang terdapat binatang koral yang mengandung CaCo3 baik fitoplankton maupun zooplankton yang mati sehingga mengakibatkan munculnya lapisan-lapisan. Batuan kapur itu sangat massif, sangat keras tidak mengalami pelapukan tetapi mengalami pelarutan. Karena bersifat basa jadi mudah larut oleh sesuatu yang sifatnya asam.
Pelapukan terjadi di batuan-batuan gunung karena terlalu sering tersering terkena panas dingin cuaca disekitarnya. Ada pula yang tiba-tiba pecah dan menjadi hancur. Ada lagi pelapukan karena terjadi benturan-benturan antara batuan-batuan itu sehingga menjadi serpihan-serpihan kecil.
Goa Pindul sudah mengalami pelarutan yang sangat hebat. Dahulunya berupa gunung-gunung dan di bawahnya terdapat sungai, namun sekarang mengalami pelarutan. Dahulu untuk mencapai sungai di dalam goa/gunung/tanah tersebut harus turun ke dalam sekitar 300 meter. Tapi sekarang karena sudah mengalami pelarutan, dan sudah runtuh maka kita bisa langsung ke sungai. Sungai bawah tanah dulunya adalah jalan air goa. Sungai-sungai itu sekarang sudah terbuka maka yang dulu atap goa sudah runtuh. Di goa pindul nanti kita akan melihat reruntuhan atap goa.  
Menurut Pak Gamal dalam mengembangkan sebuah objek wisata ada 4 kunci untuk mengembangkan sebuah objek wisata agar mampu menarik para pelancong, antara lain :
1.      Attractions/atraksi
2.      Activity/aktivitas
3.      Akredibility/mudah terjangkau
4.      Amenity/sarana dan prasarana
Karena faktor keberadaan alamnya kawasan gua pindul ini dibagi menjadi 3 bagian. Pada bagian yang masih bisa disentuh matahari adalah zona terang, berikutnya yang agak menjorok kedalam adalah zona remang remang, dan zona terakhir adalah zona gelap. Sebelum memulai, anda akan diajak briefing oleh pemandu untuk kenyamanan dan keselamatan dalam kegiatan cave tubing nanti.
Zona pertama yang dimasuki pertama kali adalah zona terang. Zona ini disebut sebagi zona terang karena dalam zona ini cahaya matahari masih bisa masuk, dalam zona ini banyak ditemui stalagit dan stalagmit yang masih aktif dan berlumut. Semakin masuk ke dalam stalaktit & stalagmit itu bentuknya semakin besar.
Zona remang remang Gua Pindul
Selanjutnya  zona yang kedua adalah zona remang-remang. Di zona ini tidak ada lumut yang menempel pada stalaktit & stalagmit, serta bentuknya yang semakin beragam. Memasuki bagian ini, sinar matahari mulai nampak berkurang, jadi kita hanya bisa melihat sekitar dengan jarak pandang yang tidak terlalu luas. Stalaktit & Stalakmit pada bagian ini lebih besar dan lebih bagus bentuknya. Sayang beberapa stalaktit & stalagmit hancur karena arus banjir pada musim penghujan beberapa tahun yang lalu. Pada bagian ini juga kita akan melihat banyak kelelawar pemakan serangga yang ukuran tubuhnya kecil, menggantung tidur di langit-langit goa.
Dan zona terakhir adalah zona gelap abadi, di zona ini tidak ada sedikitpun cahaya matahari yang masuk gelap gulita. Penerangan kami satu-satunya adalah senter yang dibawa oleh pemandu kami. Semakin dalam, goa ini pun semakin menyempin sehingga kami harus berhati-hati agar tidak terantuk oleh dinding doa ataupun stalagtit & stalagmit.
Nah memasuki wilayah ini wisatawan akan dibawa mengapung dengan menaiki ban, kalau anda membawa anak kecil, pastikan anak tidak phobia gelap, karena tempatnya memang nyaris gelap pekat. Pastikan juga anda membawa baju ganti, tapi kalau tidak, pihak pengelola juga menyediakan pakaian untuk disewa.
Hingga saat ini belum ada angkutan umum yang melayani trayek menuju lokasi Kawasan Karst Kalisuci. Oleh karena itu, wisatawan yang ingin bertualang di Kalisuci disarankan untuk membawa kendaraan pribadi, mobil atau motor. Akses jalan menuju Kalisuci terbilang cukup baik. Dari arah Yogyakarta, para pelancong dapat mencapai tempat ini dengan menyusuri jalan raya utama Jogja – Wonosari. Sesampainya di Wonosari, silahkan Anda lanjutkan perjalanan ke Kecamatan Semanu. Jarak antara Wonosari dan Gua Kalisuci kurang lebih 10 kilometer.
Gua Pindul ini yang dikelola oleh karangtaruna desa dan mereka, para pemuda menjadikan kawasan tersebut menjadi sebuah potensi ekonomi yang digarap secara menarik, rapi dan bersahabat. Kesederhanaan yang mereka miliki menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membuat para wisatawan untuk datang, datang dan datang lagi.
Menyusuri sungai menggunakan perahu karet merupakan hal yang biasa, namun jika sungai itu mengalir di dalam gua tentu saja akan menjadi petualangan yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Gua Pindul, salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, menawarkan sensasi petualangan tersebut. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 300 m menggunakan ban pelampung. Petualangan yang memadukan aktivitas body rafting dan caving ini dikenal dengan istilah cave tubing.
Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua.
Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. Menurut legenda yang dipercayai masyarakat dan dikisahkan turun temurun, nama Gua Pindul dan gua-gua lain yang ada di Bejiharjo tak bisa dipisahkan dari cerita pengembaraan Joko Singlulung mencari ayahnya. Setelah menjelajahi hutan lebat, gunung, dan sungai, Joko Singlulung pun memasuki gua-gua yang ada di Bejiharjo. Saat masuk ke salah satu gua mendadak Joko Singlulung terbentur batu, sehingga gua tersebut dinamakan Gua Pindul yang berasal dari kata pipi gebendul.
Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian.
Beberapa meter dari bagian gelap, kita akan menemukan ruangan luas yang dipenuhi oleh sinar matahari dari atas. Sinar itu berasal dari goa vertikal sebelum pintu keluar goa. Pancaran sinar matahari dari goa vertikal itu menyebabkan goa ini berwarna seperti emas dan sangat indah. Di ruangan ini kami berhenti dan dipersilahkan untuk memanjat dinding-dinding goa untuk meloncat terjun ke air. Yap, terjun bebas ke air. Kedalaman sungai di ruangan ini memungkinkan kita untuk free jumping ke air.
Pintu Keluar Gua Pindul
Setelah puas melompat dan berfoto di ruangan itu, kami pun diminta berenang menuju pintu keluar. Hal ini tidak berlaku untuk pengunjung yang takut berenang, maka pemandu akan tetap memintanya memakai ban dan ditarik sampai di luar goa oleh pemandu. Keluar dari mulut goa, kita akan menemukan kolam luas dan dalam lagi yang bisa dipakai untuk free jumping, jadi yang belum puas melompat saat di dalam tadi bisa memuaskan hasrat melompatnya di luar goa. Saat ini Goa Pindul sudah terkenal sampai ke mancanegara, pengunjung terpadat datang pada hari libur atau weekend dengan rata-rata 300 orang perhari.
Suasana di pintu keluar Gua Pindul
Fenomena sungai bawah tanah ini wajar mengingat Kawasan Karst Kalisuci merupakan salah satu segmen dari Kawasan Karts Gunungsewu yang membentang hingga tiga kabupaten, yakni Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Kawasan karst di Gunungkidul sendiri mencakup 10 wilayah kecamatan dengan luas 13.000 km2 dengan bercirikan fenomena di permukaan (ekokarst), dan fenomena di bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif seperti perbukitan karst yang berbentuk kerucut (conical limestone) dan kubah (doline), sedangkan bentukan negatifnya berupa lembah-lembah (poltje) dan telaga karst. Fenomena bawah permukaan meliputi gua-gua lengkap dengan stalagmit dan stalagtit, serta aliran sungai bawah tanah.

B.     Sungai Oyo
Selain Goa Pindul, di desa Bejiharjo ini juga menyediakan wisata Oyo River Tubing. Yaitu wisata mengarungi air sungai kurang lebih sepanjang 5 km dengan pemandangan alam yaitu tebing-tebing sungai Oyo. Penelusuran sungai Oyo menggunakan jaket pelampung dan ban. Sungai Oyo yaitu sungai terbesar yang membelah Gunungkidul. Sungai Oyo memiliki aliran yang lumayan deras apalagi di musim penghujan serta memiliki pola aliran berkelok-kelok sehingga cocok untuk kegiatan rafting ataupun tubing.
Dari pintu keluar Goa Pindul perlu sedikit berjalan melewati perkampungan dan pematang sawah untuk menuju Kali Oya, tapi yang pasti tidak bakalan rugi soalnya pemandangan yang disajikan disepanjang jalan sangat menyejukkan mata. Selain itu akses untuk menuju gua pindul ke sungai oyo kita tempuh dengan mengunakan mobil pick up.

C.    Gua Ngringrong
Goa Ngingrong adalah sebuah goa yang terletak Dusun Srepeng, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Goa Ngingrong adalah salah satu gua karst di Gunung Kidul. Wilayah ini memiliki luas wilayah ± 2 km2 dan memiliki keunikan tersendiri.
Gua Ngingrong ditempuh dari arah Yogyakarta berjarak sekitar 48 km. Dari arah Yogya menuju Wonosari yang merupakan ibukota kabupaten Gunungkidul sekitar 40 km. Sesampai di Bunderan Siyono Harjo Logandeng sekitar 50 meter lagi kita belok ke kanan memsauki jalan lingkar selatan sampai di jalan jurusan pantai Baron yaitu diperempatan Karangsejek. Di perempatan Karang rejek kita belok ke kanan melalui jalan ke Baron sekitar 7 km akan sampai di pertigaan mulo, kemudian kita belok ke kiri arah Kecamatan Tepus dan 1 km lagi sampailah di Gua NGingrong yang masih alami.
Ada dua warung kecil dimana bila kita membawa mobil atau sepeda motor bisa kita titipkan kepada pemilik warung tersebut. Dari jalan raya sekitar 25 m kita sudah sampai tebing gua yang cukup luas dan dalam bila di lihat dari sebelah utara. Pembatas gua masih berupa bambu dan kayu sehingga kita harus berhati-hati bila ingin melihat ke bawah. Bila kita ingin memasuki Gua maka kita harus berjalan memutar dahulu ke ujung selatan kemudian lewat jalan setapak kita bisa menelusuri gua sampai masuk kedalam gua. Didalam gua selain banyak stalaktit dan stalakmit juga ada sumber mata air yang dahulu sering diambil penduduk sekitarnya untuk dimanfaatkan.
Daerah karst ini memilki dua tempat utama yaitu Ngingrong Barat dan Ngingrong Timur. Ngingrong Barat memiliki tebing yang curam dan kemiringan hampir 90Dan jarang juga orang yang mau untuk masuk ke tempat itu. Ngingrong Timur merupakan tempat yang menjadi tujuan utama saat mengunjungi daerah ini. Daerah ini memiliki dua gua utama yaitu gua timur dan barat.

Adapun bagian barat gua jika Anda telusuri akan sampai di dekat wilayah pemukiman penduduk karena Goa ini memiliki ujung atau pintu keluar. Gua ini terletak ± 25 m dari pinggir jalan. Akses untuk memasuki Ngingrong Timur sudah cukup lumayan karena memilki jalan yang dapat di lalui oleh pengunjung. Jalan ke daerah ini hanya melalui jalan setapak dengan lebar ± 70 cm dengan kemiringan 30° - 45°. Daerah ini juga sering digunakan orang untuk berkemah. Pada jaman kemerdekaan tempat ini juga digunakan untuk tempat persembunyian untuk melawan penjajah oleh para pejuang terdahulu.

Comments

  1. Lama tinggal di Jogja tapi belum sempat ke pindul..hehe.. Sekarang tiket masuknya berapa ya kak? Salam kenal dari Hany blogger Ngrambe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu kayaknya sekitar 75 ribu sudah termasuk body rafting di sungai oyo + semangkok bakso :D
      Salam kenal juga dari blogger Mantingan :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Upaya Jepang menggerakkan para pemuda Indonesia

MASA PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDERAL

GERAKAN NON BLOK (GNB)