Perkembangan kesenian tradisional dan budaya di Kabupaten Ngawi

Kebudayaan daerah di Kabupaten Ngawi telah mengalami pengikisan tanpa terasa, mengikuti kondisi dan situasi serta pengaruh dari daerah sekitarnya bahkan dari luar daerah, namun demikian seni dan budaya yang sampai saat ini masih selalu di kenang dan di lestarikan adalah sebagai berikut :
1.        Seni Gaplik
Kesenian Gaplik berasal dari Desa Kendung, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi. Keseniaan ini mempunyaimaksud dan tujuan mengusir bala (mala petaka) yang melanda desa. Nama Gaplik diambil dari nama orang yang telah menciptakan dan mengembangkan kesenian tersebut.Kesenian Gaplik dilaksanakan tiap tahun sekali, pada saat dilakukan “bersih desa” didesa yang bersangkutan, yaitu masa sehabis panen, didahului dengan upacara di makam,dilanjutkan pentas kesenian Gaplik pada malam harinya, di halaman rumah Kepala Desa.

a.    Latar Belakang.
Di desa kendung pernah terjadi mala petaka, pendudukbanyak yang sakit dan meninggal, tanaman diserang hama,di rampok atau dicuri. Pada saat itu ada seorang penduduk yang kesurupan ( kemasukan Roh ),mengatakan bahwa desa akanaman tentram bila diadakan keramaian denganpementasan“ Badut “ dan “ Tandak “(penari wanita) di punden ( makam Desa kendung ).
b.    Bentuk Kesenian
Merupakan pagelaran berbentuk arena terbuka, antara pemain dan penonton saling berdekatan sehingga menimbulkan komunikasi langsung dan lancar antara pemain dan penonton, berdialog sambil berdiri.
c.    Gerak dan Perwujudan kesenian
Para pemain terdiri dari seorang pria dan seorang wanita sebagai peran utama, ditambah pelengkap seorang sebagai peran anak. Pertunjukan diawali dengan tandak/ penari gamyong.
v Peran Pria berpakaian seperti punakawan “Gareng” dalam pewayangan, mengenakan topi serdadu (Prajurit), membawa bilah bamboo sepanjang 1 meter. Tata rias wajah lucu dan menyolok. Tokoh ini selain melakukan gerak humor juga dialog sesuai dengan permasalahan yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
v Peran wanita, mengenakan kain kebaya, dengan tata rias menarik dan menawan. Melakukan dialog tentang kehidupan rumah tangga.
v Peran anak sebagai pelengkap, sekaligus menyempurnakan suasana.
v Pertunjukan diiringi gending- gending jawa ( karawitan ) berirama dinamis. Kesenian Gaplik yang semula dimaksudkan untuk penolak bala,dalam perkembangannya dimanfaatkan sebagai saran komunikasi antara Pemerintah dan masyarakat,utamanya menyampaikan informasi pembangunan dan meningkatkan gairah berpartisipasinya masyarakat terhadap pembangunan.
2.        Tari Orek-orek.
Tari ini sebenarnya berasal dari daerah Jawa Tengah yang kemudian di kembangkan di Kabupaten Ngawi.
a.    Bentuk Kesenian.
Merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan. Menggambarkan muda mudi masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian gembira ria untuk melepaskan lelah.
b.    Gerak kesenian.
Dapat dilakukan oleh sepasang muda-mudi atau beberapa pasang secara masal. Tat arias dan kostum meriah dan menarik sehingga menggambarkan keadaan muda-mudi desa yang tangkas dan dinamis.
3.        Tari Penthul Melikan.
Tari ini berasal dari Desa Melikan, Tempuran, Kecamatan Paron, dimaksudkan untuk menghibur masyarakat Desa pada upacara hari-hari besar. Sebagai rasa syukur dan ungkapan gembira masyarakat desa yang telah berhasil membangun sebuah jembatan, masyarakat sepakat untuk membuat suatu tontonan/hiburan yang menarik dan lucu. Sesuai dengan keadaan masyarakat pada waktu itu yang serba mistik, mempunyai keyakinan dan kepercayaan tentang kemampuan indra keenam yang memungkinkan seseorang berkomunikasi dengan masa lampau.
a.    Adapun pencipta Tari Penthul Melikan adalah ;
v Kyai Munajahum, seseorang guru Torikhoh akmaliyah ( aliran kebatinan Islam ).
v Hardjodinomo, seorang guru Torikhoh akmaliyah, sekaligus mempunyai kedudukan sebagai Pamong Desa ( kamituwa ), pejuang kemerdekaan RI, berpendidikan Pondok pesantren dan mempunyai keahlian sebagai tukang pijat.
v Syahid, seorang tokoh masyarakat berpendidikan HIS.
v Yanudi, seorang goro Torikhoh akmaliyah, tidak bersekolah dan sebagai pejuang kemerdekaan RI.
b.    Bentuk Kesenian.
Bentuk tarian yang berfungsi sebagai media hiburan dan media pendidikan. Para pemain mengenakan topeng terbuat dari kayu, melambangkan watak manusia yang berbeda-beda tetapi bersatu dalam kerja. Diiringi dengan gending jawa yang sedikit mendapat pengaruh reog ponorogo. Gerak tarian diarahkan sebagai lambang menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mengajak manusia untuk hidup bersatu demi terwujudnya suasana aman dan damai.
Gerak Kesenian dengan gerak tarian berbentuk barisan setengah lingkar dan setiap gerakan mengandung makna :
v Tangan mengacungkan telunjuk keatas artinya itu Esa dan matahari itu satu. Matahari adalah ciptaan Tuhan yang sangat bernilai bagi kehidupan manusia.
v Dua tangan mengadah ke depan, artinya ajakan untuk maju dalam menyembah kepada Tuhan dan maju dalam bekerja.
v Tangan mengacungkan jari telunjuk diatas kepala dengan gerakan melingkar artinya  jagad raya, matahari rembulan itu berbentuk bulat, suatu bentuk yang sempurna.
v Tangan dirangkai artinya hidup bermasyarakat harus bersatu dan saling talang menolong.
v Dua tangan mengembang di depan hidung artinya kegunaan dan peran dari pernafasan dalam torikhoh akmaliyah adalah cukup penting.
v Telunjuk menunjuk kedepan artinya piwulang tersebut merupakan piwulang yang baik untuk mengalahkan nafsu angkara murka. Dua tangan yang mengembang diatas kepala artinya kegembiraan berhasil mencapai tujuan.

Comments

Popular posts from this blog

Upaya Jepang menggerakkan para pemuda Indonesia

MASA PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDERAL

GERAKAN NON BLOK (GNB)