Peninggalan budaya yang terdapat di Kabupaten Ngawi


1.        Peninggalan zaman kebudayaan Jawa Hindu.
Yaitu jaman kebudayaan Jawa Hindu ketika bangsa Indonesia sudah mengenal tulisan sampai dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Seperti peninggalan Candi dan Arca Batu.
v Arca Ganesa di dukuh Pendem Desa Pucangan Kecamatan Ngrambe.
v Arca Nandi di tengah halaman SMP Ngrambe, Nandi adalah wahana dewa Siwa, Wahana (bahasa Sansekerta) artinya kendaraan (rinding animal).
v Pragmen-pragmen Percandian di desa Tulakan Kecamatan Sine, yang berupa batu Gilang.

2.        Peninggalan Prasasti Batu dan Tembaga.
v Prasasti Canggu terbuat dari tembaga ( lempeng 5 ) tahun - 1358M.  Merupakan Peninggalan jaman Majapahit pada tahun Saka 1280 (1358 M) yaitu pada jaman Pemerintahan Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara). Dalam Prasasti ini menyebutkan nama Ngawi sebagai desa penambangan atau penyeberangan (naditira pradesa) ataupun sebagai daerah Swatantra. Prasasti Canggu berupa lempengan tembaga berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 36,5 cm, lebar 10,4 cm. Prasati ini seluruhnya berjumlah 11 lempengan tetapi baru diketemukan 5 lempengen. Pada saat ini lempengan Prasasti Cangu tersebut berada di Museum Jakarta dengan kode E 54 C.
v Prasasti Batu dari Desa Sine Kecamatan Sine dalam ROD tersebut sebuah prasasti pada tahun Saka 1381 (1459 M), terdapat tulisan “Ong dana pasagira Werit prami, Saka kala 1381” yang artinya “Ong dana pemberian (upeti) (Dana = pemberian) Werit prami = raja putri (ratu). Berdasarkan prasasti tersebut diperkirakan Abad XIV daerah Sine termasuk wilayah kekuasaan seorang raja puteri (ratu) dan atas kebaikan masyarakat di daerah ini telah mendapatkan hadiah dari ratu.
3.        Peninggalan Zaman Kuno Belanda.

a.    Benteng Van Den Bosch
Peninggalan Belanda yang terkenal di Kabupaten Ngawi berupa sebuah benteng Van den Bosch terletak di dalam Kota di pojok timur laut, disudut pertemuan antara Bengawan Solo dengan Bengawan Madiun. Dibangun pada tahun 1839 – 1845 M, oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada waktu itu Ngawi mempunyai kedudukan sangat penting di bidang transportasi yaitu sebagai urat nadi lalu lintas antara Madiun – Rembang, Surakarta – Madiun – Gersik dan Surabaya. Untuk mempertahankan kedudukan Strategis dan fungsi Ngawi. Pemerintah Hindia Belanda membangun sebuah benteng pertahanan yang kemudian di sebut Benteng Van Den Bosch, oleh masyarakat Ngawi disebut Benteng Pendem, karena seolah olah nampak terpendam dikelilingi oleh parit yang lebar dan dalam yang dialiri oleh air dari sungai.
b.    Jembatan Dungus
          Peninggalan Belanda yang tidak kalah pentingnya adalah Jembatan Dungus yang pernah dihancurkan Belanda untuk menghambat masuknya tentara Jepang di Ngawi.

Comments

  1. Ini sumbernya dari buku atau wikipedia kak? :)

    ReplyDelete
  2. Dari arsip Kabupaten Ngawi, saya gak pernah ambil dari wikipedia :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Upaya Jepang menggerakkan para pemuda Indonesia

MASA PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDERAL

GERAKAN NON BLOK (GNB)