PERADABAN LEMBAH SUNGAI NIL
Peta Mesir Kuno |
1.
KEADAAN GEOGRAFIS DAN SOSIAL MASYARAKAT
Sejarah kebudayaan tertua di Benua
Afrika dapat ditemukan di lembah sungai Nil. Peradaban Lembah Sungai Nil di
Mesir lahir disebabkan kesuburan tanah di sekitar lembah sungai yang
diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Hal inilah yang menarik dan
mendorong perhatian manusia untuk membangun kehidupan dan peradaban. Sungai Nil
terletak di negara Mesir sekarang. Peradaban Lembah Sungai Nil disebut juga
dengan sebutan peradaban Mesir Kuno. Mesir merupakan sebuah wilayah yang
terletak di Afrika bagian Utara dan memiliki letak yang strategis karena berada
di jalur pertemuan antara Asia, Eropa, dan Afrika. Sungai Nil yang mengalir di
negara ini merupakan sungai terpanjang di dunia. Sungai ini mengalir dari
Afrika tengah melewati Mesir dan bermuara di Laut Tengah. Sungai Nil bersumber
dari mata air yang terletak di daratan tinggi Afrika Timur. Sungai Nil adalah
sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber
dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Ada empat
negara yang dilewati Sungai Nil, yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia, dan Mesir.
Lebar Lembah Sungai Nil itu berkisar antara 15-50km. Pentingnya Sungai Nil bagi
perkembangan Peradaban Mesir Kuno dapat dilihat dari kota-kota besar dan kuno
Mesir seperti Kairo, Iskandaria, Abusir, dan Rosetta yang terletak di
delta-delta muara Sungai Nil. Delta-Delta yang luas itu terletak di muara
Sungai Nil dan tanahnya sangat subur. Sungai Nil yang besar dan panjang bukan
hanya digunakan untuk sumber pertaniaan, tetapi juga dipakai untuk lalu lintas
perdagangan dari dan keluar Mesir, serta jalur penghubung antara Laut Tengah
dan daerah pedalaman.
Fir'aun |
Masyarakat Mesir Kuno
terdiri atas beberapa lapisan masyarakat. Lapisan pertama terdiri atas para
bangsawan, raja, dan pendeta mempunyai hak-hak istimewa. Golongan kedua yaitu
masyarakat kelas menengah yang umumnya terdiri atas pedagang kaya dan pemilik
tanah, dan lapisan ketiga terdiri atas rakyat biasa, yaitu para petani dan
buruh serta budak. Dengan demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil
tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil
kekayaannya banyak habis untuk membayar pajak. Lembah Sungai Nil yang subur
mendorong masyarakat untuk bertani. Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi
dengan membangun saluran air, terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan
ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan
irigasi, dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan
tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir yaitu gandum, sekoi atau
jamawut, dan jelaiyaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti
jagung.
2.
PEMERINTAHAN
Kerajaan-kerajaan
yang berkembang di Mesir melewati beberapa tahap perkembangan, yaitu sebagai
berikut.
a. Zaman
Kerajaan Mesir Tua (3400-2160)
Diperkirakan
5000 SM, berbagai perkampungan kecil didirikan di sekitar Sungai Nil.
Berabad-abad kemudian perkampungan itu berubah menjadi sebuah kerajaan yang
disebut mones. Pada perkembangan selanjutnya mones berkembang menjadi dua
kerajaan besar yaitu Mesir Hilir dan Mesir Hulu. Raja-raja yang memerintah di
Mesir selalu dipanggil dengan sebutan Firaun atau Pharaoh. Firaun berarti
“Rumah Besar”. Firaun merupakan pusat kehidupan sosial, politik, dan kepercayaan
bangsa Mesir Kuno. Dia memiliki kekuasaan yang luas untuk mengatur seluruh
bidang kehidupan masyarakat. Rakyat Mesir mempercayai bahwa Firaun adalah Dewa
Horus anak dewa Osiris. Kemampuan Firaun untuk memobilisasi massa yang banyak
dapat dilihat dari kemegahan piramida di Mesir yang jumlahnya sangat banyak.
Pada masa Kerajaan Mesir Tua terdapat banyak raja yang memerintah di Mesir,
antara lain sebagai berikut.
1. Menes
Menes merupakan pemimpin yang dapat mempersatukan Mesir
Hulu dengan Mesir Hilir. Usahanya yang berhasil mempersatukan dua kerajaan itu menyebabkan dia mendapat julukan
Nesutbiti (Raja bermahkota kembar). Kerajaan ini berpusat di Thinis.
2. Chufu,
Chepren, dan Menkaure
Sphinx |
Pada masa ketiga raja itu, muncul kebudayaan untuk
mengawetkan mayat dengan cara dibalsem (Mumi). Upaya mengawetkan mayat itu
didasarkan pada keyakinan bahwa orang akan hidup terus selama jasadnya masih
utuh. Mumi tersebut dimakamkan di mastaba yang berupa makam yang berudak-undak
yang disebut dengan piramida. Di hampir setiap piramida selalu terdapat patung
berbentuk manusia berkepala singa yang disebut Sphinx.
3. Pepi
I
Pada masa pemerintahan Pepi I, kerajaan Mesir
memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Sudan (Nubia) dan Abessyiria.
4. Pepi
II
Kekuataan Mesir melemah, sehingga Kerajaan Mesir yang
beribu kota di Memphis mengalami disintegrasi dan berubah menjadi kerajaan yang
kecil-kecil. Perpecahan di tubuh Kerajaan Mesir sebagian besar diakibatkan oleh
perpecahan di antara kalangan bangsawan yang berdampak pada ketidakstabilan
Mesir.
b. Zaman
Kerajaan Mesir Pertengahan (2160-1788 SM)
1. Sesotris
III
Raja ini berhasil mempersatukan Mesir
kembali dari perpecahan yang dialami pada masa Raja Pepi II. Selain berhasil
mempersatukan Mesir, dia juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Mesir
sampai ke Sudan, Palestina, dan ke daerah Sichem. Perekonomian rakyat Mesir
semakin berkembang dan ramai disebabkan kemampuan raja itu untuk berhubungan dengan
negaranegara sekitar Laut Tengah dan Laut Merah.
Gambar Patung Raja Sesotris III
Perdagangan yang ramai itu berdampak pada meningkatnya
taraf kesejahteraan penduduk. Kestabilan di bidang ekonomi akan berdampak pada
kestabilan di bidang politik, apalagi dengan berhasilnya Sesotris mempersatukan
kerajaannya yang pecah. Kita dapat memberikan kesimpulan bahwa firaun ini
memiliki kekuatan politik dan tentara yang kuat sehingga mampu menstabilkan
negara. Pada masa Sesotris III, raja-raja tidak dimakamkan di piramida, tetapi
firaunfiraun dimakamkan di Gua Karang karena dirasakan tidak aman. Di dalam
piramida, selain terdapat mayat-mayat para Firaun, juga disimpan kekayaan dari
raja itu sebagai simbol kebesaran dan keagungan raja itu.
2. Amenemhet
III
Pada masa Raja Amenemhet III, perekonomian Mesir
mengalami kemajuan yang pesat terutama dalam bidang pertanian. Bangsa Mesir
mengandalkan Sungai Nil selain sebagai sarana transportasi, perdagangan, juga
digunakan dan dimanfaatkan untuk pertanian. Sungai Nil yang selalu meluap
sekali dalam setahun dimanfaatkan oleh para petani untuk menyuburkan lahan
pertaniannya. Banjir Sungai Nil selalu membasahi padang pasir berkilokilo
panjangnya. Para petani dengan dibantu para pendeta, selalu mempersiapkan
tempat untuk menampung banjir dari Sungai Nil tersebut, sehingga ketika banjir
telah surut, maka petani menggunakannya untuk ditanami dengan tanaman. Kemajuan
dan kesuburan Mesir ternyata mengundang petaka, karena pada tahun 1750 SM,
bangsa Hykos menyerang Mesir. Hal tersebut menyebabkan Kerajaan Mesir mengalami
kemunduran. Bangsa Hykos berkuasa di Mesir, dan menjadikan Kota Awiris sebagai
ibu kotanya. Dari Awiris ini Bangsa Hykos melancarkan serangan lagi ke beberapa
daerah di Mesir, Palestina dan Syria. Bangsa Hykos adalah bangsa yang berasal
dari Jazirah Arab, mereka adalah bangsa nonmaden yang terus berkelana untuk
mencari daerah subur. Kedatangan bangsa Hykos ke Mesir menyebabkan terjadinya
tukar-menukar kebudayaan. Hykos seperti bangsa-bangsa yang lain menyerap
kebudayaan Mesir, sementara bangsa Mesir berhasil juga menyerap kebudayaan
bangsa Hykos yaitu keterampilam untuk membuat alat-alat pertanian dan senjata
yang terbuat dari perunggu. Peralatan tersebut menyebabkan Mesir pada zaman
Mesir baru menjadi kerajaan yang semakin kuat dan pertanian mereka menjadi
semakin maju dengan teknologi yang baru tersebut.
c. Zaman
Kerajaan Mesir Baru (1500-1100 SM)
Kerajaan Mesir yang dikuasai oleh bangsa Hykos sejak
1750 SM, mencoba berkonsolidasi untuk mengusir bangsa Hykos. Bangsa Mesir di
bawah Kerajaan Thebe menyerang bangsa Hykos di ibu kotanya yaitu Awiris, dan
Hykos berhasil dikalahkan. Dengan demikian, sejak itu ibu kota Awiris dikuasai
oleh raja-raja Thebe, dan mendirikan Kerajaan Mesir Baru. Raja-raja yang
memerintah pada masa ini antara lain sebagai berikut.
1. Ahmosis
I
Ahmosis adalah Firaun yang berasal dari kerajaan Thebe
yang memimpin langsung serangan ke Kerajaan Hykos. Dia berhasil mengusir bangsa
Hykos dan membangun peradaban baru bangsa Mesir di ibu kota Awiris.
2. Thutmosis
I
Thutmosis I adalah firaun yang berhasil melakukan
perluasan kekuasaan mesir ke daerah Asia Barat.
3. Thutmosis
III (1500-1447 SM)
Pada masa kerajaan Mesir di bawah pimpinan Firaun
Thutmosis II, maka sikap ekspansionis melekat pada raja itu. Mesir menyerang
negaranegara Babylonia, Assyria, Cicilia, Cyprus, dan lain-lain.
4. Amenhotep
II (1447-1430 SM)
Mempertahankan kerajaan Mesir yang memiliki wilayah
yang luas.
5. Thutmosis
IV
Berusaha mmpertahankan kekuasaan Mesir dengan melakukan
beberapa tindakan politik yaitu:
a. menjalin persahabatan dengan raja Babilonia;
b. menjalin hubungan dengan Firaun Mitanni;
c. melakukan perkawinan politik antara Thutmosis IV
dengan Putri Firaun Artatama.
6. Amenhotep
IV
Pada masa pemerintahannya, terjadi revolusi di bidang
kepercayaan dan keyakinan, karena Firaun yang satu ini menentang ajaran
Politheisme untuk menyembah Amon, dan dia mengajarkan ajaran monotheisme.
Kebijakan Firaun tersebut menyebabkan terjadinya pertentangan antara golongan
pendeta dengan pihak kerajaan. Untuk menghindari konflik itu, maka ibu kota
kerajaan dipindahkan dari Thebe ke Al-Amarna.
7. Tut-ankh-Amon
Pada masa pemerintahannya, golongan pendeta sangat
berkuasa, dan kekuasaan Firaun pun dirongrong oleh para pendeta Amon di Thebe.
Krisis kepemimpinan dan politik tersebut mengakibatkan Mesir mengalami
kemunduran dan perpecahan kembali, Mesir terpecah menjadi kerjaan-kerajaan
kecil yang saling berperang.
8. Ramses
I
Pada masa pemerintahannya, Mesir melakukan ekspansi ke
daerah Palestina, dan berhasil menguasai seluruh daerah Palestina serta
mengalahkan bangsa Hittit di Asia Barat.
9. Ramses
II
Pada masa pemerintahannya, bangsa Yahudi yang
bermigrasi ke Mesir mendapat perlakuan yang kejam. Dia menindas dan
memperlakukan bangsa Israil sebagai budak. Mereka dipaksa untuk membangun
gedung-gedung serta piramida yang megah. Firaun ini mendirikan sebuah kuil yang
diberi nama Ramsessum. Makam firaun ini terletak di Abu simbel.
10. Ramses III
Pada masa pemerintahannya Mesir mengalami kemunduran
dan dapat dikuasai oleh bangsa-bangsa Asing seperti Libia, Abbessyiria, dan
Assyria. Masa Ramses II diperkirakan sezaman dengan kehidupan Nabi Musa. Mesir
ditaklukkan Assyria pada tahun 670 SM dan pada tahun 525 SM Mesir menjadi
bagian Imperium Persia. Setelah Persia, Mesir dikuasai oleh Iskandar Zulkarnaen
dan para penggantinya dari Yunani dengan dinasti terakhir Ptolemeus. Salah satu
keturunan Dinasti Ptolemeus ialah Ratu Cleopatra dan sejak tahun 27 SM Mesir
menjadi wilayah Romawi. Bangsa-bangsa yang pernah menyerbu ke daerah Mesir Kuno
antara lain
Ø
Bangsa
Nubia (selatan Mesir);
Ø
Bangsa
Eropa, yang menguasai Mesir dari 1750 SM - 1580 SM;
Ø
Bangsa Assyria, pada tahun 670 SM berhasil
merebut kota Memphis dan Thebe;
Ø
Bangsa Persia, yang merebut Mesir (525 SM - 404
SM);
Ø
Alexander Agung dari Macedonia, yang menguasai
Mesir pada tahun 332 - 323 SM;
Ø Bangsa Romawi, yang menguasai Mesir
dari mulai Ptolemeus sampai Cleopatra
(44 - 30 SM).
Gambar ilustrasi
peperangan pada masa mesir kuno
3.
KEPERCAYAAN
Masyarakat
Mesir Kuno menyembah beberapa dewa (politheisme) yaitu sebagai berikut.
Ø
Dewa matahari yang disebut Amon (Mesir Selatan)
dan Ra (Mesir Utara). Namun pada perkembangannya dewa matahari itu disebut
Amon-Ra.
Ø
Dewa peradilan di akhirat yaitu Dewa Osiris.
Ø
Dewa Sungai Nil, yaitu dewa kecantikan (Dewi
Isis).
Ø
Dewa Anubis, yaitu dewa
kematian.
Ø
Dewa Aris sebagai dewa
kesuburan.
Gambar Dewa-Dewa Mesir Kuno
Wujud kepercayaan yang berkembang di
Mesir didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari
ide/gagasan bahwa manusia tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
2. Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang
menakutkan seperti Dewa Anubis atau yang memberi sumber kehidupan. Dengan taat
menyembah pada dewa, masyarakat Lembah Sungai Nil mengharap jangan menjadi
sasaran maut.
4.
PENINGGALAN BUDAYA
Bangsa Mesir terkenal memiliki
teknologi dan kebudayaan yang tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
berbagai bangunan raksasa yang terdapat di Mesir. Selain itu, bangsa Mesir
terkenal dengan berbagai penemuannya sebagai berikut.
1.
Kemampuan untuk membuat
alat-alat rumah tangga, senjata, dan peralatan hidup lainnya dari tanah liat
dan logam.
2.
Sistem penanggalan
kalender yang sudah berdasarkan perhitungan perputaran bumi mengitari matahari.
Sistem kalender yang seperti itu membagi 1 tahun menjadi 12 bulan dan satu
bulan terdiri atas 30 hari.1 Peredaran bulan selama 29 2 hari. Karena dianggap
kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan
bintang anjing(Sirius) yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah
12 bulan, satu bulan 30 hari, dan lamanya setahun adalah 365 hari, yaitu 12 ×
30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat.
Penghitungan ini sama dengan kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut
Tahun Syamsiah (sistem solar).
Gambar Kalender Mesir Kuno
3.
Kemampuan membuat
perhiasan dari logam mulia dan gading
4.
Masyarakat Mesir
mengenal bentuk tulisan yang disebut hieroglyph berbentuk gambar. Tulisan
Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk, maupun daun papirus.
Huruf Hieroglyph terdiri atas gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan, dan
benda-benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan Hieroglyph berkembang
menjadi lebih sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.
Tulisan hieratik atau tulisan suci dipergunakan oleh para pendeta. Demotis
adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk urusan keduniawian misalnya jual
beli.
Gambar Huruf Hieroglyph
Contoh peninggalan bangunan
a. Piramida
Piramida
adalah tempat yang digunakan untuk makam raja-raja Mesir yang terbuat dari batu
yang disusun secara rapi dan menggunakan model punden berundak-undak. Di Kota
Gizeh terdapat piramida yang berukuran tinggi 137 meter.
Gambar
Piramida
b. Sphinx
Sphinx adalah patung manusia berkepala
singa.
Gambar
Spinx
c. Obelisk
Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya
runcing sebagai lambang pemujaan kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai
tempat mencatat kejadian-kejadian
Gambar
Obelisk
d. Kuil
Untuk pemujaan terhadap dewa Amon-Ra,
dibangunlah Kuil Karnak yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.
Comments
Post a Comment