REVOLUSI RUSIA
A. Faktor Penyebab Revolusi Rusia
Sejak kekalahannya dalam perang
melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi selalu tampak di Rusia.
Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata.
Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun usaha pemerintah untuk
menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul. Akhirnya, revolusi
sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami
kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai berikut:
1.
Pemerintahan Tsar Nicholas II yang
reaksioner
Ketika negara-negara lain mulai
mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih enggan
melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah
perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya sandiwara belaka. Pemilihan
anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma
adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi
Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.
2.
Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas
II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar favoritisme. Tsar tidak
memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang
dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orang-orang yang
disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya,
Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan
yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan
Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam
paham baru.
3.
Perbedaan sosial yang mencolok
Kondisi kehidupan antara kedua
golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar dan
para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan
buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak
yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan. Sekalipun
perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan rakyat biasa
seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh
Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan perubahan tanah-tanah mir
menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah
berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para
kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil
(buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya
menjadi miliknya.
5.
Adanya aliran-aliran yang menentang
Tsar
Dalam revolusi pada tahun 1905,
aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka
melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu
kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran liberal
dan sosialis. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran
ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar. Kaum
sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang
modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan
terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan
Bolsheviks (radikal, kemudian berkembang menjadi partai komunis). Golongan
Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh
Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.
B. Kronologi Terjadinya
Revolusi Rusia
Revolusi Rusia tahun 1917 dapat
dibagi menjadi dua tahap, yakni Revolusi Februari 1917 dan Revolusi Oktober
1917.
1.
Revolusi Februari 1917
Revolusi ini
dimulai dari Petrograd (sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang menuntut
bahan makanan, kemudian diikuti dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan.
Revolusi yang digerakan oleh kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini
kemudian berhasil menggulingkan Tsar Nicholas II. Tampuk pemerintahan
dikendalikan oleh kaum Kadet dengan bentuk pemerintahan sementara.Akan tetapi,
kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut
oleh rakyat. Kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky kemudian menggulingkan
kaum Kadet dan memegang tampuk pemerintahan. Program kaum Menshewiki
pertama-tama ialah menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata dunia
internasional (karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu
baru mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besar-besaran
terhadap Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan, namun gagal. Hal
inilah mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan
Menshewiki. Kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh kaum Bolshewiki
untuk menyusun kekuatan guna merebut pemerintahan.
2.
Revolusi Oktober 1917
Ketika pemerintahan Menshewiki
kehilangan kepercayaan di mata rakyat, kaum Bolshewiki segera mendekati rakyat
dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian tanah. Dengan cara ini kaum
Bolshewiki mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Kaum Bolshewiki yang
semula telah mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada para
pekerja (yang kemudian menjadi Pengawal Merah) di bawah pimpinan Trotsky, siap
untuk merebut kekuasaan.Revolusi di mulai di Petrograd lagi di bawah pimpinan
Lenin yang menyerukan untuk mendirikan Republik Soviet. Angkatan Darat dan
Angkatan Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25 Oktober 1917
pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan Kerensky berhasil digulingkan. Kaum
Bolshewiki akhirnya berhasil memegang tampuk pemerintahan baru di Rusia.
Ø Kekalahan
perang
Ketika melibatkan diri dalam Perang
Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia
ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan
negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan
Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan
yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan.
Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar
danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan
kepercayaan rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan
menginginkan kedamaian.
Ø Ancaman
bahaya kelaparan
Lima belas juta warga Rusia
dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh
negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat
kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya
industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan
makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.
C. Dampak
Revolusi Rusia
Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak
pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem
Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai
keruntuhannya pada 1991. Revolusi Februari tahun 1917 di Rusia adalah tahap pertama
Revolusi Rusia tahun 1917. Akibat dari revolusi ini adalah abdikasi Tsar
Nicholas II, runtuhnya kekaisaran Rusia, dan berakhirnya dinasti Romanov.
Pemerintahan provisional, non-Komunis dibawah Pangeran Georgy Lvov menggantikan
Tsar, Pangeran Lvov lalu diteruskan oleh Alexander Kerensky setelah huru-hara
saat hari Juli.
Pemerintahan provisional merupakan aliansi antara kaum liberal dan kaum
sosialis yang ingin melaksanakan reformasi politik, membuat eksekutif yang
dipilih secara demokratis, dan dewan konstituante.“... the Provisional
Goverment without protest after the Tsar’s abdication. The commanding generals
of the Russian army were royal to the revolution and the Provosional Government
following the tsar’s abdication” : Pemerintahan Provisional tanpa protes
setelah adanya abdikasi Tsar Rusia. Perintah utama dari tentara Rusia sangat
mewah terhadap revolusi dan Pemerintah Provisional mengikuti segala abdikasi
Tsar Rusia. Sedangkan revolusi tahap kedua, yaitu Revolusi Oktober terjadi pada
tanggal 7 November 1917 menurut penanggalan Gregorian di Rusia.
Sedangkan menurut penanggalan Julian, peristiwa ini terjadi pada tanggal
25 Oktober 1917, oleh sebab itu revolusi ini disebut Revolusi Oktober karena
Rusia menggunakan kalender Julian. Pada saat itu kaum komunis Rusia, di bawah
pimpinan Lenin, merebut kekuasaan dengan sukses di Petrograd, ibukota Rusia
kala itu. Mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan
Alexander Kerensky yang mulai memerintah sejak bulan Februari. Pemerintahan ini
diangkat setelah Tsar Nicholas II dari Rusia turun takhta karena dianggap tidak
kompeten.
Bila revolusi Februari merupakan “kemenangan” kaum borjuis, maka revolusi
Oktober 1917 adalah kemenangan kaum Bolshevik, yang kemudian dikenal dengan
nama “Revolusi Proletar”. Lenin menyebutnya sebagai ‘kemenangan kekuasaan
Soviet”. Setelah meraih kemenangan di Petrograd, dengan merebutnya dari
pemerintahan sementara yang diisi oleh kelompok Menshevik, kaum Bolshevik
memperluas revolusi ke seluruh pelosok negeri. Proses revolusi di daerah-daerah
berlansung dengan 2 cara, yakni cara damai dan dengan kekerasan. Tercatat dari
97 kota besar, 79 direbut dengan damai, sementaranya sisanya diraih dengan
kekerasan dan pertumpahan darah. Salah satu kota yang melakukan perlawanan sengit
terhadap kekuatan Bolshevik adalah Moskow.
Dalam sidang III Dewan Pekerja, Militer, dan Petani di Petrograd
pertengahan Januari 1918, Kaum Bolshevik meresmikan berdirinya Republik Soviet
Rusia yang telah diproklamirkan pada siding sebelumnya ( Sidang II ) pada
tanggal 7 November 1917 dan mengubah namanya menjadi RSFSR ( Republik Soviet
Sosialis Federasi Rusia ). Bolshevik kemudian menyusun berbagai kebijakan baik
politik maupun ekonomi untuk memperbaiki keadaan akibat revolusi dan perang.
Adapun program-program Pembangunan Ekonomi Bolshevik adalah sebagai berikut:
1.
Nasionalisasi
perbankan, penggabungan ke dalam bank tunggal pemerintah.
2.
Nasionalisme
trust, sindikat yang menguasai industi-industri besar.
3.
Pembentukan
kontrol pekerja atas produksi dan pembagian kerja sebagai langkah persiapan
nasionalisasi industry dan perdagangan.
4.
Pembantukan
monopoli pemerintah atas perdagangan luar negeri/
5.
Penyitaan
tanah-tanah milik tuan tanah, nasionalisasi seluruh tanah, serta pembentukan
Sovkhos ( perekonomian soviet dari perkebunan-perkebunan sitaan milik tuan-tuan
tanah yang berskala besar.
6.
Mengejar
ketertinggalan ekonomi negara dengan cara memacu perkembangan kekuatan
produksi.
Sebagai sebuah negara yang telah mengalami perubahan revolutif, perangkat
hukum otokratis tidak lagi sesuai dengan sistem pemerintahan yang berlangsung.
Karenanya dalam sidangnya yang ke-5 Soviet seluruh-rusia mensahkan konstitusi
RSFSR 1918 pada tanggal 10 Juli 1918. Konstitusi ini senafas dengan kaum
proletar,, menempatkan “ deklarasi kaum pekerja dan kaum tertindas” pada bagian
awal konstitusi tersebut. Ditegaskan pula dalam UUD bahwa bentuk negara adalah
diktatur Proletariat dalam bentuk “Kekuasaan Soviet Seluruh-Rusia yang kuat”.
Tujuan utama pemerintahan diktator proletariat adalah penghancuran
Borjuasi dan penghentian peninidasan manusia oleh manusia dan perwujudan
sosialisme, dimana tidak ada lagi perbedaan kelas dan tidak ada lagi kekuasaan
negara. Selain perubahan dalam struktur pemerintahan, Uni Soviet juga telah
berubah menjadi negara komunis, yang diilhami dari ajaran Marx dan
Engels.Kriteria paling dalam, paling objektif, dan paling tak dapat dibantah
mengungkapkan: kemajuan dapat diukur dengan pertumbuhan produktivitas buruh
sosial. Dari sudut ini, estimasi mengenai Revolusi Oktober telah dibuktikan
dengan pengalaman. Prinsip organisasi sosialistik untuk pertama kalinya dalam
sejarah telah menunjukkan kemampuannya untuk mencatatkan rekor baru dalam
bidang produksi, yang belum pernah terdengar bisa dicapai dalam rentang waktu
yang singkat.
Namun kebijakan Glasnost dan perestroika yang dikeluarkan oleh presiden
Mikhael Gorbachev pada era 80-an telah membawa dampak negatif bagi eksistensi
Uni Soviet. Uni Soviet mulai kehilangan berbagai daerahnya yang memerdekakan
diri, hingga akhirnya Uni Soviet runtuh sebagai kekuatan komunis terbesar di
dunia. Namun setidak-tidaknya revolusi 1917 bisa menimbulkan efek bahwa
kekuasaan sebenarnya adalah di tangan rakyat. Saat ini bisa dibilang sistem
politik dan pemerintahan Rusia berbeda jauh dengan masa Tsar. Tidak ada
absolutisme, kediktatoran, atau otokrasi. Melainkan sudah menuju ke arah
demokrasi, meskipun ideologi komunisme masih tetap dipertahankan. Selain itu
dampak yang ditimbulkan adalah munculnya pemerintahan satu Partai (Partai
Komunis), timbulnya Soviet-Demokrasi sebagai lawan dari Liberal-Demokrasi,
meluasnya Komunisme ke seluruh penjuru dunia, hingga saat ini Komunisme
merupakan faktor yang tidak dapat dilupakan dalam dunia politik dunia.
Selain dampak politik akibat terjadinya Revolusi Rusia, dampak fisik pun
juga ada. Dampak fisik ini antara lain seperti terjadinya Revolusi industri dan
Revolusi Hijau atau yang biasa kita sebut Revolusi Agraria. Awal mula
terjadinya kedua revolusi ini tentu akibat dari luas dan banyaknya keadaan
Rusia pada saat itu pasca perang dunia pertama dan kedua. Revolusi industri
yang terjadi di Rusia tidak jauh bebeda pada daerah Eropa, karena kala itu
Rusia memang dilanda banyak krisis. Sehingga ini mendorong adanya Revolusi
industri.
...working hours were
substantially increased and many recently established health and safety
measures were discarded. Factory wages did not keep up with prices. The price
of meat tripled between 1914 and 1916 : bekerja berjam-jam pada hakekatnya
meningkat dan mendirikan pusat kesehatan dan keamanan namun kemudian dibuang.
Pabrik tidak menggaji dengan sesuai harga. Harga daging ditiga kali lipatkan
antara tahun 1914-1916.Sedangkan revolusi selanjutnya adalah revolusi hijau,
latar belakang terjadinya dalah juga karena perang dunia satu dan dua. Karena
banyak lahan di Russia yang hancur dan mati. Ditambah jumlah penduduk yang
mendiami suatu wilayah terjadi penambahan yang terus-menerus. Maka dibuatlah
beberapa rancangan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Revolusi Hijau atau
Revolusi Agraria.
Comments
Post a Comment