REVOLUSI INDUSTRI
Sejarah revolusi industri adalah sebuah proses ketika,
untuk pertama kalinya kehidupan manusia, sebuah negara mematahkan teori
Malthusian trap dengan membuat perubahan besar pada produktivitas per kapita.
Hal ini menghasilkan kemajuan pesat dibidang teknologi, dan lambat laun
mengubah standar hidup penduduk secara signifikan. Pada tahun 1760, dimulailah sejarah revolusi industri. Saat itu
manusia menggunakan tenaga air, angin, dan uap dibandingkan dengan tenaga
manusia. Populasi inggris saat itu sekitar 7 juta jiwa. Pertanda pertama
terjadinya revolusi terdapat pada gerakan enclosure yang terjadi sejak abad
ke-16 dan mencapai puncaknya pada tahun 1760 sampai 1832.
Revolusi Industri merupakan momentum perubahan radikal
struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri. Revolusi Industri ini
ditandai dengan perubahan penggunaan sarana produksi, dari tenaga manusia ke
tenaga mesin. Apapun penyebab
besarnya, penemuan-penemuan (terutama dibidang pabrik tekstil) mulai dihailkan
oleh para penemu dan ini telah meningkatkan produktivitas pekerja. Beberapa
waktu kemudian, tepatnya pada tahun 1776, James Watt menciptakan teknologi
mesin uap. Mesin uap mampu menghasilkan daya secara lebih efisien dibidang
apapun, ini lantas memicu berbagai penemuan berbagai peralatan bermesin.
Peralatan bermesin inilah yang secara signifikan
meningkatkan produksi pabrik-pabrik tekstil. Di bidang lain, penggunaan mesin
uap mampu merevolusi transportasi massa dan barang dengan diciptakanya jalur
kereta api dan kapal api (uap).
A. Pengertian Revolusi Industri
Pengertian revolusi industri mengacu pada dua hal.
Pertama, adalah perubahan cepat dalam teknologi pembuatan barang-barang. Kedua,
adalah perubahan dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dunia. Pada
pengertian pertama dapat dikatakan bahwa revolusi industry telah merubah proses
dan cara kerja manusia dalam menghasilkan suatu barang. Sebelumnya pembuatan
barang-barang dilakukan secara manual dengan hanya menggunakan tangan dan kaki
manusia, sedangkan pasca revolusi industry pembuatan barang-barang menggunakan
bantuan alat-alat mekanik dan otomatis. Pembuatan barang-barang yang pada
awalnya hanya mengandalkan kecepatan tangan dan kaki mengalami perubahan pasca
revolusi industri. Tenaga manusianya sedikit diperlukan karena proses
pengerjaan lebih banyak dilakukan oleh alat-alat yang bekerja secara otomatis
dan digerakkan oleh tenaga mesin. Hasilnya pun akan sangat berbeda. Secara
manual hanya dihasilkan barang dalam jumlah sedikit dan lama, sedangkan dengan
bantuan mesin, barang-barang
yang dihasilkan pun akan lebih banyak dan prosesnya cepat. Pengertian kedua
yaitu perubahan dalam bidang sosial dan ekonomi berkaitan dengan terjadinya
perubahan yang besar dan cepat dari pola ekonomi agraris menjadi pola ekonomi
industri. Pada masa sebelum berkembangnya revolusi industri, mata pencaharian
yang umumnya berkembang di masyarakat adalah pertanian. Tentu saja hal ini akan
menghasilkan budaya masyarakat pertanian.
Pasca revolusi industri, mata pencaharian masyarakat
semakin beragam dan lebih banyak berada pada sektor industri. Kegiatan produksi
yang dilakukan pada masa sebelum dikenalnya revolusi industri lebih bersifat
industri rumahan. Di Eropa dikenal dengan istilah gilda yang merujuk pada suatu
bengkel kerja atau tempat usaha pembuatan barang-barang. Umumnya barang-barang
yang dibuat di gilda tersebut adalah alat-alat pertanian dan rumah tangga.
Setiap gildahanya membuat satu jenis barang saja, sehingga dikenal berbagai
macam gilda, misalnya gilda tas, gilda sepatu, gilda kursi, dan sebagainya.
Gilda baru akan bekerja bila ada pemesanan dari masyarakat. Biasanya pemesannya
adalah kelompok masyarakat kelas atas, sebab harga-harga barang yang dijual gilda sangat mahal sehingga tidak terjangkau
oleh masyarakat banyak.
Istilah revolusi industri diperkenalkan untuk pertama
kalinya oleh Friedrich Engels dan
Louis-Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Tidak jelas penanggalan
secara pasti tentang kapan dimulainya revolusi industri. Tetapi T.S. Ashton
mencatat permulaan revolusi industri terjadi kira-kira antara tahun 1760-1830.
Revolusi ini kemudian terus berkembang dan mengalami puncaknya pada pertengahan
abad ke-19 , sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi
mendapatkan momentum dengan perkembangan mesin tenaga-uap, rel, dan kemudian di
akhir abad tersebut berkembang mesin kombusi dalam serta mesin pembangkit
tenaga listrik.
B. Sebab-sebab terjadinya Revolusi
Industri
Revolusi Industri untuk kali pertamanya muncul di
Inggris. Adapun faktor-faktornya yang menyebabkannya adalah sebagai berikut:
a)
Situasi politik yang stabil. Adanya
Revolusi Agung tahun 1688 yang mengharuskan raja bersumpah setia kepada Bill of
Right sehingga raja tunduk kepada undang-undang dan hanya menarik pajak
berdasarkan atas persejutuan parlemen.
b)
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu
bara, biji besi, timah, dan kaolin. Di samping itu, wol juga yang sangat
menunjang industri tekstil.
c)
Adanya penemuan baru di bidang teknologi
yang dapat mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi, misalnya
alat-alat pemintal, mesin tenun, mesin uap, dan sebagainya.
d)
Kemakmuran Inggris akibat majunya
pelayaran dan perdagangan sehingga dapat menyediakan modal yang besar untuk
bidang usaha. Di samping itu, di Inggris juga tersedia bahan mentah yang cukup
karena Inggris mempunyai banyak daerah jajahan yang menghasilkan bahan mentah
tersebut.
e)
Pemerintah memberikan perlindungan hukum
terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten) sehingga mendorong kegiatan
penelitian ilmiah. Lebih-lebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah Royal Society
for Improving Natural Knowledge maka perkembangan teknologi dan industri
bertambah maju.
f)
Arus urbanisasi yang besar akibat
Revolusi Agraria di pedesaan mendorong pemerintah Inggris untuk membuka
industri yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
C. Kehidupan Sosial Ekonomi Eropa Pada
Masa Pra-Revolusi Industri
Revolusi Industri
berkembang pertama kali di Inggris. Kondisi kehidupan sosial ekonomi Eropa
sebelumnya terjadinya Revolusi Industri sangat mempengaruhi munculnya momentum
ini di Inggris. Kehidupan sosial ekonomi Eropa pada masa sebelum munculnya
Revolusi Industri ditandai dengan berkembangnya tata kehidupan agraris yang
bercorak feodal. Kondisi ini mulai berubah ketika meletus perang salib
(1096-1291) yang memberi ruang hubungan antara negara-negara Eropan dengan
dunia Timur. Kebutuhan yang sama akan barang-barang keperluan hidup antara
kedua wilayah ini mendorong terbentuknya hubungan perdagangan. Hal tersebut
juga mendorong munculnya kota-kota dagang Eropa seperti Florence, Venesia,
Genoa, dan lain-lain.
Munculnya kota-kota
dagang ini kemudian diikuti dengan
munculnya usaha-usaha industri bersekala kecil yang disebut industri rumah
tangga (home industry). Hingga tahun 1200, industri rumah tangga semakin
berkembang dengan terbentuknya gilda. Gilda adalah persekutuan industri rumah
tangga sejenis hak yang mendapat monopoli dan perlindungan pemerintah.
Tahun 1350, di Eropa
mulai terbentuk perserikatan kota-kota dagang yang disebut hansa. Hansa
dimaksudkan untuk melindungi usaha perdagangan secara mandiri. Dengan
pekembangan ini, Eropa mulai memasuki tahap masyarakat industri yang digerakkan
oleh sektor perdagangan. Sejak abad ke-14, Inggris di bawah perlindungan Raja
Edward III mulai membangun industri-industri laken (sejenis kain wol).
D. Revolusi di Inggris
Semenjak era Renaissance, ilmu pengetahuan telah
berkembang pesat. Para ilmuwan menciptakan penemuan baru. Penemuan besar yang
menjadi titik balik revolui industri adalah mesin uap yang ditemukan oleh James
Watt pada tahun 1769. Mesin uap segera dimanfaatkan untuk menggerakkan
mesin-mesin industri terutama pada pabrik-pabrik tekstil.
Selain mesin uap, penemuan lain yang mendorong munculnya
revolusi industri dilakukan oleh Abraham Darby. Insinyur berkebangsaan inggris
ini berhasil menggunakan batu bara untuk melelehkan besi dengan hail yang lebih
baik. Dengan kedua penemuan ini, momentum revolusi industri di Inggri mulai
menemukan bentuk. Pemerintah Inggris mulai menetapka langkah-langkah untuk
mengembangkan sektor industri, terutama industri wol.
Langkah-langkah yang ditempuh tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Melarang usaha ekspor bahan baku wol ke
luar negeri.
2.
Membangun pusat-pusat industri wol
sebagai industri berbasis rumah tangga.
3.
Mengundang penemu-penemu untuk
membimbing para pekerja di inggris.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut didukung pula dengan situasi politik dan keamanan di Inggris yang
relatif stabil dibanding negara-negara lain di Eropa.
E. Para Penemu dan Hasil Temuanya
Selain James Watt dan Abraham Darby, terdapat nama beberapa penemu lain yang mendorong lahirnya revolusi industri
di negara-negara lain seperti yang terlihat pada tabel berikut :
No.
|
Nama Penemu
|
Hasil Temuan
|
Tahun Penemuan
|
1
|
Arahan Darby
|
Batu bara yang digunakan untuk melelehkan besi
|
1750
|
2
|
James Hargraves
|
Alat pemintal
|
1762
|
3
|
James Watt
|
Mesin Uap
|
1769
|
4
|
Campton
|
Menyatukan mesin tenun dan mesin
pemintal
|
1779
|
5
|
Akexandro Volt
|
Alat listrik
|
1780
|
6
|
Jacques & Montgolfier
|
Balon udara
|
1783
|
7
|
Edmund Cartwright
|
Mesin tenun yang lebih baik
|
1785
|
8
|
Nicholas Cuguott
|
Mobil dengan tenaga mesin uap
|
1801
|
9
|
Symington
|
Kapal api
|
1802
|
10
|
Richard
Trevithick
|
Lokomotif
|
1804
|
11
|
Niepee
|
Sepeda
Alat pemotret
|
1816
1827
|
12
|
Thomas Alfa Edison
|
Lampu pijar
|
1863
|
13
|
Alexander Graham Bell
|
Pesawat telepon
|
1872
|
14
|
Daimler
|
Mobil
|
1887
|
15
|
Wilbur Wright & Orville Wright
|
Pesawat terbang
|
1903
|
F. Akibat Revolui Industri
a)
Akibat di bidang ekonomi
Ø
Barang melimpah dan harga murah
Ø Perusahaan
Kecil Gulung Tikar
Ø Perdagangan
makin Berkembang
Ø
Transportasi makin Lancar
b)
Akibat di bidang sosial
Ø Berkembangnya
urbanisasi
Ø Upah
buruh rendah
Ø
Munculnya golongan pengusaha dan
golongan buruh
Ø
Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh
Ø
Munculnya revolusi sosial
Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang ditimbulkan
oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial
ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh. Akibatnya, pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang
miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:
·
Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau
Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh
mendapatkan hak-hak perwakilan dalam parlemen.
·
Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau
Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan
sosial. Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga
kerja kanak-kanak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.
·
Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau
Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan
dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran.
·
Makin kuatnya sifat individualisme dan
menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat
individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang
serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan.
c)
Akibat di bidang politik
Ø Munculnya
gerakan sosialis
Ø
Munculnya partai politik
Ø
Munculnya imperialisme modern
Daftar Pustaka:
I Wayan Bardika. (2006). Sejarah Untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.
(1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Prof. Dr. D. H. Burger. (1957). Sejarah Ekonomis
Sosiologis Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Prof. Dr. Habib Mustopo, dkk. (2006). Sejarah SMA
Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta: Yudistira.
Comments
Post a Comment