GERAKAN NON BLOK (GNB)
Tujuan pembentukan Gerakan Nonblok (GNB)
adalah untuk mempertahankan diri dengan jalan mempersatukan diri di antara
negara2 netral guna menghadapi intervensi negara adikuasa(Blok Barat yang
dipimpin USA dan Blok Timur di bawah pimpinan USSR).
Faktor pendorong
berdirinya GNB:
- Persamaan nasib bangsa2
yang pernah dijajah telah menimbulkan penggalangan solidaritas untuk
mengenyahkan kolonialisme.
- Terjadinya
Perang
Dingin dan ketegangan dunia akibat persaingan antara blok barat dan
blok Timur.
- Terjadinya
Krisis
Kuba yang mengancam perdamaian dunia.
- Pertemuan di Kairo pada 1961 untuk mempersiapkan KTT I GNB.
Kebebasan
dan ketidaktergantungannya berdasarkan kepentingan nasional dan internasional.Beberapa tujuan GNB sebagai suatu organisasi adalah:
- Mendukung
perjuangan dekolonisasi.
- Memegang
teguh perlawanan terhadap imperialisme, neokolonialisme, dan rasialisme.
- Sebagai
wadah perjuangan bagi negara2 berkembang dalam mencapai tujuannya.
- Mengurangi
ketegangan antara blok Barat dan blok Timur.
- Mengadakan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan kekerasan.
Prinsip-prinsip GNB sbb:
- Tidak
memihak pada salah satu blok dalam persaingan antara blok Barat dan blok
Timur.
- Berpihak
pada perjuangan antikolonialisme.
- Menolak
ikut serta dalam berbagai bentuk aliansi militer.
- Menolak
aliansi bilateral dengan negara super
power.
- Menolak
pendirian basis militer negara super
power di wilayah masing-masing.
Prinsip dasar dan tujuan GNBadalah mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan prinsip universal mengenai:
- Kesamaan
kedaulatan,
- Hak dan martabat
negara2 di dunia,
- Menghormati
HAM, dan
- Kemerdekaan
yang fundamental.
GNB menentang:
- Imperialisme,
- Kolonialisme,
- Neokolonialisme,
- Perbedaan
warna kulit, dan
- Segala
bentuk ekspansi, dominasi, serta menolak segala pemusatan kekuasaan.
Lima (5)
Tokoh Pelopor Berdirinya GNB:
- Presiden
Ir. Soekarno (Indonesia)
- Presiden
Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
- Presiden
Gamal Abdul Nasser (Mesir)
- Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India)
- Perdana
Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
Sejarah Berdirinya GNB
1. Berakhirnya Perang Dunia II telah melahirkan dua blok
kekuatan dunia, yaitu blok Barat dan blok Timur à Blok Barat yang beraliran Liberal dipimpin
Amerika Serikat (USA), sedangkan blok Timur yang berideologi komunis dipimpin
Uni Soviet (USSR).
2. Kelahiran dua blok kekuatan tsb merupakan ancaman serius
bagi perdamaian. Oleh karena itu, lahirlah Gerakan Nonblok (GNB) yang dianggap
sebagai solusi bagi negara2 yang ingin tetap netral dan bebas dari pengaruh
salah satu blok.
Ø Dalam hal ini, Konferensi
Asia Afrika (KAA) dianggap sebagai pendahulu bagi berdirinya GNB karena
KAA telah melahirkan prinsip2 perdamaian, kerja sama internasional, kebebasan,
kemerdekaan, dan hubungan antarbangsa.
Ø Pada tahun 1956,
Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
dan PM Jawaharlal Nehru (India) mengadakan pertemuan di Brioni.
Ø Pada September
1960, ketiga tokoh tersebut mengadakan pertemuan dengan Ir. Soekarno dan
Nkrumah dari Ghana. Pertemuan ini lalu diikuti dengan Pertemuan Persiapan Konferensi GNB di Kairo pada Juni 1961 yangmerumuskan
kriteria negara yang akan diundang
dalam KTT GNB I dan prinsip2
GNB.
KTT GNB
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB adalah forum tertinggi organisasi tersebut.
Konferensi ini dihadiri oleh para kepala negara maupun kepala pemerintahan dari
negara2 anggota. Hingga tahun 2006, KTT
GNB telah dilaksanakan 14 kali:
1.
KTT I GNB : Di Beograd, Yugoslavia (1-6 September
1961)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
upaya penghentian praktik imperialisme dan kolonialisme,
·
Mencegah
percobaan senjata nuklir, serta
·
Mendamaikan
blok Barat dan blok Timur.
2.
KTT II GNB : Di Kairo, Mesir (5-10 Oktober 1964)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha perdamaian dunia dan
·
Membahas
kerjasama ekonomi.
3.
KTT III GNB : Di Lusaka, Zambia (8-10 September 1970)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha perdamaian dunia serta
·
Membahas
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran negara2 berkembang.
4.
KTT IV GNB : Di Aljir, Aljazair (5-9 September 1973)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha peningkatan kerjasama dan saling pengertian antarnegara
berkembang,
·
Meredakan
ketegangan di Timur Tengah dan pergolakan di Rhodesia, serta
·
Membahas
diskriminasi ras di Afrika Selatan.
5.
KTT V GNB : Di Kolombo, Srilangka (16-19 September
1976)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha menghindari ancaman perang nuklir serta
·
Memperkokoh
persatuan dan kesatuan antarnegara berkembang.
6.
KTT VI GNB : Di Havana, Kuba (16-19 September 1979)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha mewujudkan tatanan ekonomi dunia baru untuk negara berkembang dan
·
Mengusulkan
negosiasi global untuk membentuk kerjasama yang bersifat global.
7.
KTT VII GNB : Di New Delhi, India (7-12 Maret 1983)
Hasil
konferensi:
·
Menghasilkan
”The New Delhi Message” yang
berisi dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan Namibia serta
·
Berusaha
memecahkan krisis ekonomi dunia dengan membentuk Tatanan Ekonomi Dunia Baru.
8.
KTT VIII GNB : Di Harare, Zimbabwe
(1-6 September 1986)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha mengakhiri pertikaian antara Irak dan Iran.
9.
KTT IX GNB : Di Beograd, Yugoslavia (4-7 September
1989)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha memperjuangkan kerjasama dan dialog antarnegara Selatan.
10. KTT X GNB : Di Jakarta, Indonesia (1-6 September 1992)
Hasil
konferensi:
·
Menghasilkan
”Jakarta Message” atau ”Pesan
Jakarta” yang berisi tentang pembahasan:
·
masalah
kependudukan,
·
penyelesaian
utang luar negeri,
·
pembentukan
cadangan pangan bersama,
·
peningkatan
kerjasama negara Utara-Selatan, serta
·
peningkatan
kerjasama antarnegara Selatan.
11. KTT XI GNB : Di Kartagena, Kolombia (16-22 Oktober 1995)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha penataan kembali dan demokrasi di forum PBB.
12. KTT XII GNB : Di Durban, Afrika Selatan (1-6 September 1998)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang usaha demokratisasi dalam hubungan antarnegara di seluruh dunia.
13. KTT XIII GNB : Di Kuala Lumpur, Malaysia (20-25 Februari 2003)
Hasil
konferensi:
·
Membahas
tentang revitalisasi GNB dan usaha meredakan Perang Teluk III.
14. KTT IV GNB : Di Havana, Kuba (1-6 September 2006)
Hasil
konferensi:
·
Menghasilkan
Deklarasi yang Mengutuk Serangan Israel atas Lebanon,
·
Mendukung
program Nuklir Iran,
·
Mengritik
kebijakan negara Amerika Serikat,
·
Menyerukan
pada PBB agar lebih berpihak kepada negara kecil dan negara berkembang.
Perkembangan GNB
Setelah
Perang Dingin berakhir, negara2 anggota GNB masih bersemangat dalam
bekerjasama.Pasca Perang Dingin, semangat kerja sama di anggota GNB masih
tinggi. Ketika itu, kepemimpinan GNB pasca Perang Dingin dipegang oleh
Indonesia (1992- 1995), di mana Indonesia memprakarsai kerjasama teknis di
beberapa bidang sbb:
- Pelatihan
tenaga kesehatan dan Keluarga Berencana,
- Studi
banding para petugas pertanian, dan
- Menghidupkan
kembali dialog Utara-Selatan untuk meringankan hutang luar negeri negara
berkembang.
Setelah
kepemimpinan GNB diganti oleh Kolombia,
kerjasama antaranggota GNB mulai menurun. Oleh karena itu, semangat kerjasama
perlu dihidupkan kembali melalui revitalisasi yang dilakukan saat KTT GNB ke-13
tahun 2003 di Malaysia dan KTT GNB ke-14 di Kuba tahun 2006. Akan tetapi, upaya
revitalisasi tersebut hingga kini masih belum berhasil. Bahkan, semangat
kerjasama di antara anggota GNB semakin menurun tajam.
Peran
Indonesia dalam GNB
1. Indonesia berperan sebagai pelopor berdirinya GNB yang
dimulai sejak menggagas pembentukan GNB. Gagasan pembentukan GNB ini
dikemukakan oleh Presiden Soekarno bersama PM Jawaharlal Nehru (yang juga
pelopor KAA). Akhirnya, bersama empat pemimpin negara India, Ghana, Yugoslavia,
dan Mesir, Indonesia mendeklarasikan berdirinya GNB. Indonesia bahkan juga
aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT GNB di Beograd.
2. Dalam KTT X GNB tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan
rumah penyelenggaraan KTT di mana Presiden Soeharto ketika itu bertindak
sebagai ketua GNB.
3. Indonesia memprakarsai kerja sama teknis di beberapa
bidang, seperti, bidang pertanian dan kependudukan.
4. Indonesia mencetuskan upaya untuk menghidupkan kembali dialog
Utara-Selatan.
Comments
Post a Comment