MASA PEMERINTAHAN REPUBLIK BATAAF
Herman Willem Daendels |
Letak geografis Belanda yang dekat
dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki Belanda.
Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan Republik Bataaf dan membentuk
Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon kemudian mengangkat Louis
Napoleon sebagai Raja Belanda.
Karena Indonesia berada di bawah
ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon membutuhkan orang yang kuat
dan berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahannya di Indonesia. Oleh
karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai gubernur
jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808
dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Sebagai seorang revolusioner,
Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita
untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan
tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator
sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa
jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Bidang Birokrasi Pemerintahan
a.
Dewan Hindia Belanda sebagai dewan
legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan
Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
b.
Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur
dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh seorang residen (prefek)
yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi
beberapa bupati.
c.
Para bupati dijadikan pegawai pemerintah
Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.
Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.
2. Bidang
Hukum dan Peradilan
a.
Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3
jenis pengadilan.
1)
Pengadilan untuk orang Eropa.
2)
Pengadilan untuk orang pribumi.
3)
Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk
pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati
sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di
wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum
Eropa.
b.
Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu,
termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri malah
melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada swasta.
3. Bidang
Militer dan Pertahanan
Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas
perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan
jalan ini dengan kerja paksa Rodi. Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk
mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah
berikut ini.
a.
Membangun jalan antara Anyer-Panarukan,
baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
b.
Menambah jumlah pasukan dalam angkatan
perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
c.
Membangun pabrik senjata di Gresik dan
Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi bantuan
dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
d.
Membangun pangkalan angkatan laut di
Ujung Kulon dan Surabaya.
4.
Bidang Ekonomi dan Keuangan
a.
Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara
(Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
b.
Mengeluarkan uang kertas.
c.
Memperbaiki gaji pegawai.
d.
Pajak in natura (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap
dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
e.
Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f.
Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu
kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer
(seperti kopi).
5. Bidang
Sosial
a.
Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa
(rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b.
Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c.
Menghapus upacara penghormatan kepada
residen, sunan, atau sultan.
Membuat
jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos
Daendels sebenarnya seorang liberal,
tetapi setelah tiba di Indonesia berubah menjadi seorang diktator yang
bertindak kejam dan sewenang-wenang. Akibatnya, pemerintahannya banyak
menimbulkan kritik, baik dari dalam maupun dari luar negeri, akhirnya Daendels
dipanggil pulang ke Negeri Belanda.
Louis
Napoleon kemudian mengangkat Jansen sebagai gubernur jenderal yang baru
menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan Inggris
sehingga menyerah di Tuntang. Ia pun menandatangani penyerahan kekuasaan itu di
daerah Tuntang Salatiga. Oleh karena itu, perjanjian itu dikenal dengan nama
Kapitulasi Tuntang (18 September 1811). Isi pokoknya ialah seluruh Pulau Jawa
menjadi milik Inggris. Sejak saat itu, Indonesia menjadi jajahan Inggris.
Comments
Post a Comment