PERADADABAN DI LEMBAH SUNGAI KUNING

Lembah Sungai Kuning / Hoang Ho

Sejarah tertua di Cina dimulai dari muara Sungai Kuning (Hwang-Ho, sekarang bernama Huang-He). Tetapi di Cina terdapat dua sungai besar, yaitu Sungai Hwang-Ho dan Yang Tse Kiang (Sekarang bernama Chang Jiang). Sungai Kuning atau Hwang-Ho bersumber di daerah pegunungan Kwen-Lun di Tibet. Setelah melalui daerah pengunungan Cina Utara, sungai panjang yang membawa lumpur kuning itu membentuk dataran rendah Cina dan bermuara di Teluk Tsii-Li di Laut Kuning. Sedang di dataran tinggi sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang yang berhulu di Pegunungan Kwen-Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.
Daerah lembah Sungai Hwang Ho subur dikarenakan lumpur kuning yang dibawa oleh sungai tersebut. Tetapi sungai Hwang Ho ini juga mengakibatkan hal buruk yaitu :
1.     Air sungai Hwang Ho membeku pada musim dingin dan mengakibatkan masyarakat Cina kesulitan untuk melaksanakan kehidupannya.
2.    Saat musim semi tiba, salju mencair dan menimbulkan air bah serta menggenangi dataran yang sangat luas.Pada daerah lembah sungai yang subur inilah kebudayaan bangsa Cina berawal. Dalam sejarah, daerah tersebut menyulitkan masyarakat Cina kuno untuk melaksanakan aktivitas. Berbagai kesulitan dan tantangan tersebut mendorong bangsa Cina untuk berpikir dan mengatasinya dengan pembangunan tanggul raksasa di sepanjang sungai tersebut.

A.     Sistem Pemerintahan
Berdasarkan peninggalan budaya pemerintahan di Cina telah ada sejarah sekitar tahun 4000 SM. Permulaan pemerintahan di Cina disebut jaman dongeng yang berlangsung hingga sekitar tahun 1800 SM. Pada jaman dongeng sebagian besar sumber sejarahnya berupa benda. Contoh ditemukan keramik dari jaman perunggu. Memasuki jaman dinasti telah ditemukan sumber-sumber tertulis.  Pusat kelahiran dinasti / pemerintahan di Cina berada di daerah pertemuan lembah sungai Hoang Ho dan lembah sungai Yang Tze Kiang. Secara geografis pusat pemerintahan dinasti terletak di Cina Utara.
Dalam perjalanan sejarahnya, ada dua macam sistem pemerintahan yang pernah dianut dalam kehidupan kenegaraan Cina kuno, yaitu :
1.    Sistem Pemerintahan Feodal (Feodal Danunitaris)
Dalam sistem pemerintahan feodal, kaisar tidak menangani langsung urusan kenegaraan karena kedudukan kaisar  bersifat  sakral.  Kaisar dianggap sebagai utusan atau anak dewa langit sehingga tidak pantas mengurusi politik praktis.
2.    Sistem Pemerintahan Unitaris
Sedangkan pada sistem pemerintahan unitaris, kaisar berkuasa mutlak dalam pemerintahan. Kekuasaan negara berpusat di tangan kaisar, sehingga kaisar campur tangan dalam segala urusan politik praktis.

B.     Dinasti Yang Berkuasa
Perjalanan kekaisaran Cina ditandai oleh pemerintahan dinasti yang silih berganti dalam kurun waktu tertentu. Banyak dinasti yang memerintah namun dinasti-dinasti yang besar memerintah di Cina sampai awal masehi secara berurutan adalah sebagai berikut :
1.    Dinasti pertama yang berkuasa di Cina adalah dinasti Syang (Hsia). (Pertengahan abad ke-16 sampai abad ke-11 SM)
Dinasti Shang dianggap dinasti yang mengawali sejarah Cina karena baru pertama kali dilakukan penulisan sejarah oleh Suma Chien. Catatan itu dituliskan di atas bejana perunggu, tempurung kura-kura dan tulang binatang.
Berdasarkan cerita rakyat Cina, pada zaman dinasti Syang telah berkembang sistim kepercayaan memuja para dewa. Dewa tertinggi yang bernama Dewa Shang-Ti. Dinasti Syang berakhir sekitar tahun 1766 SM dan digantikan oleh dinasti Yin (1700-1027 SM).
2.    Dinasti Yin (1700-1027 SM).
Dikarenakan kurangnya data penulis tidak dapat menuliskan sejarah dinasti Yin ini.
3.    Dinasti Chou (Zhou, 1222 SM - 249 SM) 
Adalah dinasti ketiga yang berkuasa di Cina.  Pada zaman ini sistem yang pemerintahannya dipegang oleh seorang raja bawahan atau raja vajal. Pada zaman kekuasaan dinasti Chou ini muncul tokoh-tokoh filsafat yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kehidupan rakyat Cina hingga kini, seperti Lao Tse dan Kong Fu Tse. Pendiri dinasti Chou adalah Chou Wen Wang, yang bergelar Shih Huang Ti.
Pusat pemerintahannya di Chang-An Dinasti Chou (Zhou) meletakkan dasar sistem pemerintahan feodalisme dan pola kebudayaan Cina. Kerajaan dibagi menjadi negara-negara bagian yang diperintah oleh raja bagian atau raja Vazal. Raja Vazal memerintah atas nama kaisar dan tunduk kepada kaisar. Kesetiaan raja vazal diwujudkan melalui penyerahan upeti secara teratur dan mengirimkan tentara yang dibutuhkan pada saat negara menghadapi ancaman.
Pada masa dinasti Chou hiduplah para filosof yang terkenal yaitu Lao Tze, Kung Fu Tze dan Meng Tze. Ajaran Kung Fu Tze mengenai kesusilaan menjadi dasar perkembangan kebudayaan Cina. Ajaran Kung Fu Tze lahir sebagai reaksi atas keadaan negara waktu itu yaitu banyaknya korupsi serta merosotnya akhlak bangsa dan para pemimpinnya.
Runtuhnya Dinasti Chou disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tidak ada raja-raja pengganti yang cakap, kerajaan terpecah menjadi dua yaitu Chou Barat dan Chou Timur, banyak raja vazal yang melepaskan diri. Raja vazal yang kuat menyerang raja pusat dan menggantikannya. 
4.    Dinasti Chin (Qin, 221 SM - 207 SM)
Setelah dinasti Chou, Cina diperintah oleh dinasti Chin (Qin). Konon nama Cina diambil dari nama dinasti Chin ini. Dinasti ini didirikan oleh raja Cheng yang bergelar Shih Huang Ti. Di bawah pemerintahannya, untuk kali pertama kali Cina merupakan negara kesatuan yang diperintah oleh satu raja saja. Dinasti Chin memerintah dengan sistem sentralisasi dan meninggalkan sistem feodalisme (desentralisasi). Timbul pertanyaan, mengapa dinasti Chin meninggalkan sistem feodalisme dan melaksanakan sentralisasi dengan kekuasaan sebesar-besarnya ditangan pemerintah pusat?
Kebijakan sentralisasi dilakukan oleh dinasti Chin sebab kekacauan yang terjadi di Cina pada akhir pemerintahan dinasti Chou tidak cukup hanya di atas oleh sikap raja-raja yang baik dan saleh saja. Namun dibutuhkan adanya kekuasaan raja yang kuat dan nyata serta hukum yang dijalankan dengan adil sehingga tercipta ketertiban dan ketentraman diseluruh negeri Cina.
Pembaharuan-pembaharuan yang terjadi pada masa pemerintahannya, yaitu :
-  Melarang ajaran Kung Fu Tze karena mendukung feodalisme. Serta penghapusan aturan-aturan feodalisme.
-  Penghapusan system raja vazal.
-  Membagi kerajaan menjadi 36 propinsi, setiap propinsi diperintah oleh gubernur selaku kepala pemerintahan yang bertanggung jawab kepada kaisar.
-  Menetapkan standardisasi (pembakuan) tulisan, satuan ukuran misalnya timbangan, ukuran roda, alat-alat pertanian.
-  Membangun tembok besar Cina sepanjang 2.250 Km, untuk membendung masuknya suku-suku pengembara (nomaden) dari Utara.
Setelah Shih Huang Ti meninggal pada tahun 210 SM, para gubernur dari tiap-tiap provinsi berusaha untuk merebut kekuasaan tertinggi di Cina. Dalam keadaan kacau itu, Liu Pang muncul bersama pasukannya dan berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan mengatasi kekacauan tersebut. Setelah berhasil menduduki tahta kekaisaran, selanjutnya Liu Pang mendirikan dinasti baru bernama Dinasti Han. Pada masa kekuasaan dinasti ini, ajaran Kong Fu Tse mulai diterapkan dan dikembangkan lagi.
5.    Dinasti Han (207 SM - 221 M) 
Pendiri dinasti Han ialah Liu Pang. Pemerintahan dinasti Han kembali menjalankan sistem feodalisme dan mengijinkan kembali filsafat konfusianisme. Bahkan ajaran konfusianisme menjadi salah satu mata ujian bagi calon penghuni negeri. Masa pemerintahan dinasti Han mencapai puncak kejayaan di bawah kaisar Han Wuti. Wilayah kekaisaran Cina mencapai Asia Tengah (Turkistan), Korea, Mansyuria Selatan, Anam, dan Sinkiaing (daerah utara Tibet). Selain wilayahnya yang luas kaisar Cina juga menjalin hubungan dengan mancanegara. Jalur perdagangan ke Barat sampai Roma di kenal dengan sebutan "Jalan Sutera".
Setelah kaisar Han Wu Ti meninggal pada tahun 87 M, Dinasti Han mengalami kemunduran dan akhirnya runtuk pada tahun 221 M. ketika terjadi kekacauan bangsa tartar menyerang Cina, dan akhirnya sebagian negeri Cina dapat dikuasainya sehingga masa ini disebut masa kegelapan. Namun pada abad ke-7 M negeri Cina berhasil dipersatukan kembali di bawah pemerintahan kaisar-kaisar dari Dinasti T’ang.
Setelah dinasti Han berkuasa, Cina pernah pula dikuasai oleh bangsa asing yaitu bangsa Tartar, bangsa Mongol dan bangsa Mansyu. Pemerintahan dinasti berakhir tahun 1912 yang ditandai dengan terjadinya revolusi nasional di Cina yang melahirkan bentuk pemerintahan Republik.
6.    Dinasti Tang
Pada abad 7 muncul dinasti baru di Cina yaitu dinasti Tang dari tahun 618 - 906. Kerajaan T’ang didirikan oleh Li Shih Min yang terkenal dengan nama Kaisar T’ang T’ai Tsung. Ia memperluas wilayah kekuasaannya ke luar negeri Cina seperti selatan menguasai Ton-kin, Annam dan Kamboja. Ke sebelah barat menguasai Persia dan laut Kaspia. Di bawah kekuasaan T’ang T’ai Tsung, dinasti T’ang mencapai masa kejayaannya. Pada bidang seni syair dan seni lukis terdapat seniman-seniman yang terkenal seperti Li Tai Po, Tu Fu, dan Wang Wei.
Sejak dinasti Tang terjalinlah hubungan dagang antara negeri Cina dengan kerajaan-kerajaan Nusantara. Hal ini ditandai dengan kunjungan para musafir dari Cina misalnya I Tsing di Sriwijaya. Laksamana Cheng Ho dan Ma Huan berkunjung ke Majapahit.
Tindakan-tindakan kaisar T’ang T’ai Tsung yang menarik perhatian rakyatnya adalah sebagai berikut :
-  Dikeluarkannya undang-undang yang mengatur pembagian tanah.
-  Membuat peraturan-peraturan pajak.
-  Membagi Kerajaan Cina menjadi 10 Provinsi.
Pada abad ke-10 M, dinasti T’ang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami kekacauan dan silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun 960 kekacauan ini berhasil diatasi dan selanjutnya berdiri Dinasti Sung.

C.     Hasil Kebudayaan
1.    Filsafat
Pada masa pemerintahan Dinasti Chou, filsafat Cina berkembang dengan pesat karena lahirnya tiga ahli filsafat Cina. Ajaran mereka muncul sebagai reaksi terhadap pemerintahan yang korup serta akhlak masyarakat yang merosot, yakni :
o  Lao Tse (605 - 531 SM). 
Ajaran Lao Tse tercantum dalam bukunya yang berjudul Tao Te Cing. Lao Tse percaya bahwa ada semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal dan abadi, yaitu bernama Tao. Ajaran Lao Tse bernama Taoisme. Ia mengajarkan agar orang harus menyesuaikan dengan kodrat alam untuk meraih hidup sejati. Selanjutnya Taoisme juga mengajarkan bahwa di atas alam terdapat kerajaan Langit yang diperintah oleh dewa langit atau Hoo Tsien. Di bumi ada kerajaan bumi yang diperintah oleh Huang Ti. Bila raja yang memerintah tidak baik maka Dewa Langit akan menegur dan memberi hukuman melalui bencana alam atau pemberontakan. Jadi setiap orang harus menghormati Dewa Langit, raja dan arwah nenek moyang, karena nenek moyanglah yang menurunkan mereka. Ajaran ini digunakan di cina selama kurang lebih 24 abad di Cina.
o  Kong Fu Tse (551 - 479 SM)
Ajaran Kong Fu Tse berdasarkan Tao juga. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah sesuatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, sehingga tercapai keselarasan. Jadi bisa dibilang Tao adalah tuhan mereka. Dibandingkan dengan Lao Tse, ajaran Kung Fu Tse jauh lebih banyak penganutnya bahkan tersebar meluas. Ajaran Kung Fu Tse menekankan bahwa akhlak yang bobrok dapat diperbaiki dengan membangun kembali keselarasan dalam masyarakat sebagaimana telah dialami oleh leluhur. Keselarasan meliputi semua pihak artinya pemerintah maupun rakyat, tua maupun muda.  Masyarakat terdiri atas keluarga. Dalam keluarga bapaklah yang menjadi pusatnya. Seorang bapak harus mengurus anak-anaknya dengan baik. Sebaliknya anak-anak harus hormat dan patuh terhadap orang tuanya. Negara dipandang sebagai keluarga besar dengan raja sebagai bapaknya. Oleh karena itu raja harus memerintah rakyatnya dengan baik dan bijaksana. Sebaliknya rakyat harus hormat dan taat kepada rajanya seperti anak kepada bapaknya.
o  Meng Tse (372 - 280 SM)
Meng Tse (372-280 SM) adalah seorang murid Kong Fu Tse yang melanjutkan ajaran gurunya. Namun pada pelaksanaannya ia tidak mengajarkan ajaran gurunya kepada para bangsawan, Namun pada rakyat jelata. Melengkapi ajaran Kung Fu Tse manusia itu pada dasarnya baik. Kebaikan baru tampak jika terdapat keselarasan masyarakat. Karena itu pendidikan amat perlu. Seandainya pemerintah tidak beres rakyat punya hak untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan. Oleh karena pendapatnya tersebut, ia dianggap sebagai peletak dasar ajaran demokrasi bagi masyarakat Cina. Jika raja memerintah dengan sewenang-wenang, maka para menteri berkewajiban untuk memperingatkannya. Apabila raja mengabaikan peringatan tersebut maka para menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.
Ajaran Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse mulai dibukukan, baik oleh filsuf itu sendiri maupun oleh para pengikutnya. Li Tai Po dan Tu Fu merupakan dua orang pujangga terkenal yang hidup di zaman Dinasti T’ang (abad ke-118 M).
2.    Kepercayaan
Sebelum ajaran Kong Fu Zi dan Meng Zi, bangsa Cina menganut kepercayaan kepada dewa-dewa (polytheisme) yang dianggap memiliki kekuatan alam. Dewa-dewa yang menerima pemujaan tertinggi dari mereka adalah :
-  Feng Pa (dewa angin)
-  Lei -Shih (dewa angin topan yang digambarkan sebagai naga besar)
-  Tai Shan (dewa yang menguasai bukit suci)
-  Ho Po (dewa penguasa sungai Hoang-Ho).
Untuk memuja Ho Po setiap tahun diadakan upacara yang dipimpin oleh para pendeta perempuan dengan memberi sesaji berupa gadis tercantik di Cina yang diterjunkan di sungai Hoang Ho tersebut.
Menurut kepercayaan Cina kuno, dunia digambarkan sebagai sebuah segi empat yang di bagian atasnya ditutupi oleh 9 lapisan langit. Di tengah-tengah dunia itulah terletak daerah yang didiami bangsa Cina yang disebut T'ien-hsia. Daerah di luar T'ien-hsia dianggap sebagai daerah kosong tempat tinggal para hantu dan Dewi Pa (penguasa musim semi).
Dewa langit adalah dewa yang mendapat pemujaan tertinggi. Masyarakat Cina memuja dewa langit yang disebut Syang, karena langit adalah pemberi hujan dan panas matahari. Sedangkan bumi sebagai lahan yang menerima sinar matahari dan hujan dari langit. Sehingga masyarakat juga memuja dewi bumi. Selain pemujaan kepada dewa-dewa masyarkat Cina juga memuja arwah leluhur. Upacara pemujaan dilakukan oleh anak laki-laki tertua.
Pada masyarakat Cina di Indonesia sampai saat ini tradisi tersebut terus dilestarikan. Sebagai contoh : adanya meja abu di tiap rumahnya.

3.    Pertanian
Pada bagian hilir dari Sungai Kuning, terdapat dataran rendah Cina yang subur dan merupakan pusat kehidupan bangsa Cina. Pada daerah yang subur itu masyarakat Cina hidup bercocok tanam. Masyarakat Cina umumnya bercocok tanam gandumpaditehjagung dan kedelai. Kegiatan pertanian Cina kuno memang sudah dikenal sejak zaman Neolitikum (± 5000 SM) dan tanaman pangan utama yang ditanam adalah padi. Pada zaman perunggu, prioritas pokok dalam pertanian rakyat Cina adalah padi, tehkacang kedelai, dan rami. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin (221-206 SM) terjadi kemajuan pesat dalam sistem pertanian. Pada masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pupuk sudah dikenal untuk menyuburkan tanah. Kemudian penggarapan lahan dilakukan secara teratur agar kesuburan tanah dapat bertahan. Irigasi sudah tertata dengan baik. Pada masa ini lahan gandum sudah diusahakan secara luas.
4.    Teknologi
-  Bumi Cina mengandung berbagai barang tambang seperti batu bara, besi, timah, wolfram, emas dan tembaga, yang sebagian besar terdapat di daerah Yunan. Pembuatan barang-barang seperti perhiasan, perabotan rumah tangga, alat-alat senjata seperti pisau, pedang, tombak, cangkul, sabit dan lain-lain, menunjukan tingginya tingkat perkembangan teknologi masyarakat Cina pada saat itu.
-  Penemuan Kertas dan Alat Cetak.
Pada jaman dinasti Han, bangsa Cina telah menemukan kertas sekitar tahun 150 M, serta tinta, sehingga dikenal adanya istilah tinta Cina. Bangsa Cina juga menemukan tik gerak (movable type) yaitu blok-blok kayu dengan huruf-huruf yang dicungkil ke luar. Dengan penemuan kertas dan alat cetak tersebut memungkinkan adanya penerbitan buku-buku dalam jumlah yang besar dan dengan harga murah. Bangsa Cina termasuk bangsa yang sangat memperhatikan tulisan. Penemuan kertas dan alat cetak juga membantu penyebaran karya sastra di Cina.
5.    Aksara dan Bahasa
Masyarakat Cina kuno telah mengenal tulisan sejak 1500 SM yang ditulis pada kulit penyu ataubambu. Pada awalnya huruf Cina yang dibuat sangat sederhana, yaitu satu lambang untuk satu pengertian. Biasa disebut sebagai tulisan gambar. Tulisan gambar itu merupakan sebuah lambang dari apa yang hendak ditunjukkan. Tulisan itu merupakan salah satu sarana komunikasi.
Tulisan Cina berbentuk gambar sehingga disebut piktografi (picture = gambar, grafi = huruf ) setiap gambar melambangkan gagasan tertentu sehingga tulisan itu juga disebut ideografi. (Idea = gagasan, grafi = huruf).
Untuk memupuk rasa persatuan dan rasa persaudaraan, pada permulaan abad ke-20 dikembangkan pemakaian bahasa persatuan, yaitu bahasa Kuo-Yu.
6.    Peninggalan Budaya
Hasil-hasil peninggalan peradaban masyarakat lembah sungai kuning (Hoang Ho) yang terkenal sebagai berikut :
o  Seni Bangunan
-  Tembok Besar  Cina (The Great Wall Of China).
Seperti telah diuraikan sebelumnya tembok besar ini dibangun sejak masa pemerintahan dinasti Chin untuk membendung masuknya bangsa pengembara dari utara misalnya suku Hsiung Nu ke daratan Cina. Namun, sebelum dinasti Chin berkuasa di Cina, sebenarnya di daerah Cina utara sudah dibangun dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara Cina. Pada masa pemerintahan kaisar Shih Huang TI. Namun sebelumnya di daerah Cina utara sudah dibangun dinding terpisah untuk menangkal serangan yang dilakukan oleh suku di sebelah utara cina. Dinding-dinding itu dihubungkan menjadi tembok raksasa, sehingga panjangnya semula 2.250 Km lalu mencapai 7000 Km, tinggi tembok Cina adalah 16 meter dan lebar 8 meter. Pada jarak tertentu didirikan benteng pertahanan yang dijaga ketat oleh pasukan Cina. Tembok raksasa ini dibangun dalam waktu 18 abad lamanya dan selesai pada masa kekuasaan Dinasti Ming (abad ke-17 M).
Kini tembok tersebut masih kokoh berdiri dan dijadikan andalan komoditi pariwisata Cina yang mendatangkan banyak devisa.
-  Kuil
Salah satu kuil yang terkenal di Cina bernama Kuil Dewa Beijing. Terbuat dari batu pualam yang dikelilingi tiga pelataran yang amat indah serta di bagian tengah terdapat tangga yang terbuat dari batu pualam pilihan. Atap bangunan dibuat berlapis tiga.
-  Istana
Rakyar Cina menganggap bahwa kaisar atau raja merupakan penjelmaan dewa sehingga istana untuk sang raja dibangun dengan indah dan megah. Tujuannya sebagai tanda penghormatan terhadap raja atau kaisar.
o  Seni kerajinan
-  Seni Lukis
Perkembangan seni lukis terlihat dari banyaknya lukisan hasil karya tokoh ternama yang menghiasi istana dan kuil. Lukisan yang dipajang umumnya berupa lukisan alam semesta, lukisan dewa-dewa, dan lukisan raja yang pernah memerintah. Bahkan lukisan-lukisan hasil karya dari tokoh-tokoh ternama menghiasi dinding tembok istana atau kuil-kuil.
-  Keramik
Keramik merupakan salah satu peninggalan budaya bangsa Cina yang bermutu tinggi. Keramik yang berglasur (diberi lapisan keras yang berkilap) serta porselin Cina yang indah dibuat dengan teknik yang tinggi. Mangkuk, cawan dan piring-piring keramik Cina dikenal di Eropa juga di Indonesia. Tiap-tiap dinasti di Cina meninggalkan jenis keramiknya masing - masing. Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Keramik-keramik ini memiliki nilai sangat tinggi dan bahkan menjadi barang yang diperdagangkan oleh masyarakat Cina.
7.    Pujangga
Pada masa pemerintahan Dinasti Han, seni sastra Cina kuno berkembang pesat seiring dengan ditemukannya kertas. Ajaran Lao Zi, Kong Fu Zi, dan Meng Zi banyak dibukukan baik oleh filsuf itu sendiri maupun para pengikutnya.
Pada masa pemerintahan Dinasti Tang, hidup dua orang pujangga terkemuka yang banyak menulis puisi kuno, yaitu :
-  Szema Tzien yang hidup pada masa dinasti Han. Ia menulis buku sejarah berjudul Shi - Ji  yang meliputi jaman purba sampai masa pemerintahan Han Wuti.
-  Li Tai Po, seorang penyair yang hidup pada jaman dinasti Tang.
8.    Astronomi
Masyarakat Cina kuno memiliki banyak ahli astronomi (ilmu perbintangan) yang dapat membantu masyarakat dalam pembuatan sistem penanggalan. Berkembangan ilmu astronomi merupakan dasar dari berbagai aktivitas kehidupan bangsa Cina karena sistem pertanian, pelayaran, dan usaha lainnya memerlukan informasi tentang pergantian dan perputaran musim.
Ilmu pengetahuan yang telah berkembang sejak jaman dongeng antara lain astronomi atau ilmu perbintangan. Ilmu astronomi digunakan untuk :
-  Menentukan penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan.
-  Meramal masa depan manusia dan masa depan negara khususnya saat memasuki tahun baru imlek.
-  Mengetahui saat terjadinya gerhana matahari dan bulan.
-  Mengetahui perputaran atau pergantian musim yang erat hubungannya dengan kehidupan masyarakat seperti pertanian dan pelayaran.
Kebiasaan meramal masa depan manusia ini berkembang hingga sekarang dan pengaruhnya juga dirasakan oleh bangsa-bangsa lain.

Perkembangan teknologi masyarakat Cina kuno terlihat dari pembuatan barang-barang perdagangan seperti barang tambang dan hasil olahannya berupa perabot rumah tangga, senjata, perhiasan, dan alat pertanian. Cina kaya akan barang tambang seperti batu barabesitimahemaswolfram, dan tembaga.

Comments

Popular posts from this blog

Upaya Jepang menggerakkan para pemuda Indonesia

MASA PEMERINTAHAN KOMISARIS JENDERAL

PERADABAN YUNANI KUNO